MAPALA Gramenia Fakultas Pertanian ULM Banjarbaru Kalimantan Selatan mengkritik masalah keberlanjutan, keberagaman pangan, pertanian, dan perkebunan.

Generasi muda merupakan pewaris lingkungan hidup saat ini. Kerusakan lingkungan karena pembangunan yang rakus mendorong generasi muda untuk bertindak melakukan pencegahan dan penyadaran.

Hal itu yang dilakukan puluhan Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Gramenia Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru di Bundaran Simpang Empat Kota Banjarbaru, Jumat (13/10/2023) lalu.

Aksi tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia 2023. Dalam aksi ini, mahasiswa dan mahasiswi MAPALA Gramenia Fakultas Pertanian ULM Banjarbaru menyampaikan pandangan mereka terkait isu-isu keberlanjutan dan keberagaman pangan serta bidang pertanian maupun perkebunan.

Para mahasiswa juga melakukan aksi teatrikal dengan membawa poster-poster bertuliskan tuntutan mereka. Selain itu para peserta aksi juga membentangkan spanduk bertuliskan “PULIHKAN KALIMANTAN SELATAN”.

aksi mahasiswa lingkungan petani
Aksi MAPALA Gramenia Fakultas Pertanian ULM Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (ULM)

Pulihkan Kalimantan Selatan

Dalam aksi tersebut, para mahasiswa menyampaikan sejumlah tuntutan terkait “PULIHKAN KALIMANTAN SELATAN”, antara lain:

“Mendesak pemerintah untuk menurunkan harga pupuk dan segala macam obat baik pertanian maupun perkebunan serta memberikan akses yang mudah kepada petani,” demikian dikutip dari keterangan resmi.

Tuntutan lainnya, mereka mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan konflik pertanian dan perkebunan warga dengan perusahaan perusak lingkungan yang menyebabkan rusaknya lahan kelola rakyat.

Mendesak pemerintah untuk melakukan perbaikan dan pemulihan kepada para Petani yang lahannya terdampak bencana alam ataupun bencana yang dibuat perusahaan perusak lingkungan.

Mendesak Gubernur Kalimantan Selatan untuk membuat regulasi yang jelas mengatur harga jual bahan pangan hasil dari perkebunan dan pertanian yang berpihak kepada para Petani.

Mabes Polri dan Kapolda Kalimantan Selatan harus segera melakukan penegakan hukum terhadap perusak lingkungan, khususnya pertambangan dan perkebunan sawit, dan kejahatan lingkungan yang menimbulkan kerusakan pada lahan masyarakat.

Mendesak pemerintah untuk berkomitmen dan melaksanakan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas bahan pangan.

Pemerintah harus mengehentikan izin baru pada korporat perusak lingkungan, izin sering kali menyebabkan kerusakan lingkungan yang berakibat pada kelangkaan bahan pangan.

Selain melakukan orasi dan membacakan press release, dalam aksi peringatan hari pangan sedunia ini, para Mahasiswa juga turut membagikan sebanyak 400 bungkus sayur-sayuran segar kepada masyarakat yang melintas di sekitaran bundaran simpang 4 Banjarbaru.

Aksi yang digelar oleh mahasiswa Mapala Gramenia ini memberikan gambaran bahwa semakin banyak generasi muda yang peduli terhadap isu-isu keberlanjutan dan lingkungan hidup, serta aktif berpartisipasi dalam menyuarakan pendapat mereka untuk menciptakan perubahan melaui kegiatan yang bernilai positif.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.