Tim dosen FPIK IPB University melakukan pendampingan desa dalam rangka pembangunan berkelanjutan dengan budidaya ikan nila.

Pendampingan budidaya ikan nila bagian dari pembangunan berkelanjutan di Desa Purwasari, Bogor, Jawa Barat. (Foto: IPB University)
Pendampingan budidaya ikan nila bagian dari pembangunan berkelanjutan di Desa Purwasari, Bogor, Jawa Barat. (Foto: IPB University)

Tim dosen IPB University dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) mengadakan pendampingan kepada para pembudi daya ikan nila di Desa Purwasari, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan pembangunan berkelanjutan ini berlangsung di saung desa dan lokasi kolam pembesaran.

Pendampingan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelatihan dan praktik pembesaran ikan nila di kolam budi daya dengan metode bioflok yang telah dilakukan sebelumnya.

Kegiatan pendampingan dihadiri oleh tim dosen FPIK IPB University, yakni Julia Eka Astarini; Mia Setiawati; Fajar Maulana; serta Wildan Nurussalam.

Ketua tim Julia Eka Astarini mengatakan, dari pendampingan ini diketahui bahwa warga sudah mempraktikkan dengan baik pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan yang dilakukan sebelumnya. Air kolam sudah ada yang mulai membentuk flok yang menandakan metode bioflok yang dilakukan sudah baik.

Secara umum, kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Purwasari ini juga sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) khususnya SDGs ke-8 yaitu pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi.

“Kami berharap, dengan adanya kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Purwasari ini, warga menyadari dan mengembangkan desanya sesuai potensi yang dimiliki secara optimal. Semoga kegiatan ini dapat memacu seluruh warga desa sehingga mengalami peningkatan kesejahteraan bahkan membuka kesempatan kerja yang produktif bagi warga desa,” harapnya, diakses Rabu, 20 Desember 2023.

Pembangunan berkelanjutan desa

Kepala Desa Purwasari M Yusup Mustopa juga berharap agar warga yang menerapkan pelatihan dan praktik pembesaran ikan nila ini nantinya akan menjadi contoh bagi warga desa lainnya. Ia tidak menginginkan peserta yang banyak namun tidak mengalami perubahan.

“Lebih baik beberapa orang saja namun mengalami perubahan sehingga dapat menjadi contoh bagi warga desa lainnya,” ujar Yusuf.

Ia juga sangat bersemangat dengan inovasi metode bioflok yang disampaikan karena memperkuat misinya menjadikan Desa Purwasari sebagai desa sentra nila. Hal ini tentunya akan menjadi pembangunan berkelanjutan desa.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.