Waste4Change dan Green Moluccas berupaya memperkuat pengelolaan sampah di Kota Ambon, Maluku. Melalui program USAID Clean Cities, Blue Ocean (USAID CCBO), mereka melakukan pendampingan pada 2 TPS 3R dan 4 Bank Sampah di kota itu.
Albert Magnus, Campaign Executive Waste4Change mengatakan, program USAID CCBO telah berhasil mengelola lebih dari 6.100 ton sampah, termasuk mencegah 1.276 ton sampah plastik bocor ke lingkungan dan meningkatkan kapasitas 2 TPS 3R dan 4 Bank Sampah melalui bantuan teknis dan hibah.
“Capaian lainnya adalah mendukung kebijakan publik mengenai Rencana Induk Pengelolaan Sampah,” ujar Albert kepada Ekuatorial, Minggu (25/2/2024).
Menurut dia, untuk mencapai target program tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Pemerintah Kota Ambon dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah. Di antaranya, Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan, Dinas Kesehatan, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Masyarakat Desa.
Pejabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena mengatakan, dukungan USAID CCBO dalam mengembangkan berbagai kajian mencatat perubahan signifikan untuk pengelolaan sampah di Kota Ambon.
Dia menilai, pentingnya menemukan gagasan dan inovasi baru dalam pengelolaan sampah. Contohnya beralih dari kebiasaan kumpul, angkut dan buang, menjadi hindari, batasi, pilah, olah dan proses akhir sesuai kebutuhan.
”Sehingga memberikan manfaat lingkungan, sosial, dan ekonomi secara bersama,” terang Bodewin, Jumat (23/2/2024).
Mark Newton, Wakil Direktur Kantor Lingkungan Hidup di USAID Indonesia menyebut, program USAID CCBO merupakan komitmen Pemerintah Amerika Serikat untuk menangani permasalahan sampah dari sumbernya. Yakni, dengan memperkuat sistem pengelolaan sampah di komunitas pesisir.
“Meskipun tantangan plastik di lautan bersifat global, solusinya harus lokal,” ujar Mark Newton.
Dilansir dari Antara, Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ambon mendata angka timbulan sampah plastik di Ambon mencapai 30 persen dari total volume sampah di Provinsi Maluku yang mencapai 246,74 ton.
Puncak HPSN 2024
Sebagai upaya melibatkan lebih banyak orang dalam pengelolaan sampah, Pemerintah Kota Ambon bekerja sama dengan USAID CCBO, Waste4Change, dan Green Moluccas, turut menyelenggarakan Ambon Green Festival di Lapangan Merdeka Kota Ambon, Sabtu (24/2/2024).
Kegiatan ini menjadi puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024. Sekaligus ajang kampanye pengelolaan sampah yang dibalut dengan panggung hiburan. Sebanyak 20 UMKM dan 35 relawan terlibat dalam pengumpulan sampah, juga edukasi pemilahan dan pengelolaan sampah secara bertanggung jawab.
Albert Magnus mengatakan, melalui Ambon Green Festival, isu pengelolaan sampah diharapkan dapat menjadi perhatian masyarakat umum. “Tujuannya mengarusutamakan isu pengelolaan sampah ke masyarakat umum. Bukan cuma pemerintah atau para pegiat lingkungan saja yang mikirin isu ini,” ujarnya.
Di level nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menetapkan “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif” sebagai tema HPSN 2024.
Sebelumnya, di Jakarta, Selasa (6/2/2024), Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati menjelaskan, pengelolaan sampah plastik dengan cara produktif merupakan strategi untuk memutus timbulan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Sebab, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada 2023 timbulan sampah di Indonesia sebanyak 17,7 juta ton, yang 19,1 persennya merupakan sampah plastik.
Sementara, pada tahun 2030, Pemerintah Indonesia telah menargetkan tidak akan ada lagi pembangunan TPA. “Berarti dari sekarang, bagaimana mengelola sampah dari hulu itu harus kita lakukan. Supaya sampah jadi bahan baku yang bisa digunakan lagi dan tidak terbuang ke TPA,” terang Vivien, ketika merilis HPSN 2024, Selasa (6/2/2024).
Selain itu, pengelolaan sampah plastik dengan cara produktif diharapkan dapat mendukung target pengurangan 70 persen sampah di laut pada tahun 2025, seturut Perpres 83 tahun 2018.
- Laut, Identitas yang Terancam Tambang Emas di Sangihe
- Menanti keberhasilan rehabilitasi macan tutul
- Menguatkan pemenuhan hak atas tanah warga Sulawesi Tenggara melalui pendidikan
- Persidangan gugatan warga terhadap perusahaan pemicu kabut asap terus bergulir
- Menangkarkan kodok darah: upaya menambah indikator kesehatan lingkungan