Melindungi harimau adalah melindungi diri kita sendiri dan juga masa depan kita. Selamat Hari Harimau Sedunia!
Harimau adalah salah satu hewan buas yang kini terancam punah. Bahkan di Indonesia sendiri, sudah ada jenis harimau yang dinyatakan punah. Harimau terkenal dengan bulu berwarna jingga dan corak hitam belang, merupakan salah satu mamalia paling ikonik yang menyimbolkan kekuatan, keindahan serta pentingnya konservasi.
Sayangnya, harimau berada di ambang kepunahannya. Terdapat banyak sekali faktor yang membuat harimau nyaris mengalami kepunahan, termasuk di antaranya adalah perdagangan hewan illegal, perburuan, kerusakan habitat dan perubahan iklim. Berdasarkan kondisi tersebut, setiap tanggal 29 Juli dirayakan sebagai Hari Harimau Sedunia untuk meningkatkan kesadaran mengenai populasi harimau yang semakin berkurang, sekaligus mendorong konservasi harimau dalam skala global.
Sejarah Hari Harimau Sedunia
Hari Harimau Sedunia (Global tiger Day) yang diperingati setiap tanggal 29 Juli, sudah diperkenalkan sejak tahun 2010. Saat itu, 13 perwakilan pemerintah negara pemilik habitat harimau yang tersisa di alam liar, dalam kerangka the Global Tiger Forum mengadakan pertemuan International Tiger Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Harimau Internasional yang berlangsung di Saint Petersburg Tiger Summit, Rusia, pada tanggal 21 – 24 November 2010.
Pertemuan the Global Tiger Forum pada tahun 2010 kemudian menghasilkan Deklarasi St. Petersburg, yang berisi kesepakatan oleh 13 negara pemilik Harimau, untuk berkomitmen menggandakan jumlah harimau pada tahun macan berikutnya, yaitu tahun 2022.
Negara-negara tersebut adalah Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Cina, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Rusia, Thailand, dan Vietnam menjadi penjaga harimau yang tersisa di alam liar.
Pertemuan tersebut dilatarbelakangi sebuah fakta, bahwa 97 persen harimau telah musnah dalam periode satu abad terakhir. Di mana populasi harimau di alam liar diperkirakan telah menurun dari 100.000 menjadi kurang dari 3.500 harimau. Didasari pada kesadaran bahwa satwa Asia yang paling ikonik tersebut nyaris mengalami kepunahan di alam liar. Dari sembilan subspesies yang pernah tercatat, tiga diantaranya telah dinyatakan punah dan enam lainnya berada dalam status konservasi yang mengkhawatirkan. Subspesies harimau yang tersisa antara lain:
- Harimau Benggala(Panthera tigris tigris), Genting (EN)
- Harimau Siberia (Panthera tigris altaica), Genting (EN)
- Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), Terancam Kritis (CR)
- Harimau Malaya (Panthera tigris jacksoni), Terancam Kritis (CR)
- Harimau Indocina (Panthera tigris corbetti), Genting (EN)
- Harimau Tiongkok Selatan (Panthera tigris amoyensis), Terancam Kritis (CR
Selain itu, dalam rangka membangun kesadaran masyarakat internasional terhadap upaya konservasi harimau, deklarasi tersebut juga menetapkan peringatan hari harimau sedunia (Global Tiger Day). Perjanjian ini membuahkan tujuan bersama dalam konservasi harimau.
Deklarasi tersebut juga menyetujui untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi secara teratur untuk meninjau kemajuan National Tiger Recovery Programs (NTRPs) dan Global Tiger Recovery Program (GTRP) dan untuk membantu memastikan komitmen politik tingkat tinggi yang berkelanjutan untuk pemulihan harimau.
Penerapan Deklarasi St. Petersburg juga didasarkan pada kesadaran bahwa keberadaan harimau adalah salah satu indikator penting dari sebuah ekosistem yang sehat. Jika populasi harimau terus berkurang, kita juga akan kehilangan keanekaragaman hayati di habitat harimau, seperti seluruh wilayah Asia.
Tidak hanya itu, harimau juga diakui sebagai “Spesies Payung” yang berarti konservasi terhadap harimau akan melestarikan pula banyak spesies lainnya di habitat yang sama.
Fakta Menarik tentang Harimau
- Kucing terbesar di dunia
- Harimau suka sekali berenang
- Setiap belang harimau berbeda
- Auman harimau membuat mangsanya mematung
- Ahlinya menyergap
- Predator penyendiri yang aktif di malam hari
- Mata palsu sebagai perlindungan diri
- Ibu yang Tangguh
- Harimau menutup mata ketika merasa nyaman dan aman
- Harimau adalah spesies kunci
Jenis Harimau di Indonesia
Deretan harimau di daerah Indonesia tak banyak jumlahnya. Dari sembilan sub spesies harimau di dunia, tiga di antaranya ada di tanah air:
- Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica)
Deretan harimau di daerah Indonesia yang pertama adalah harimau Jawa . Namun, spesies ini sudah tak bisa ditemui baik di alam liar maupun konservasi. Harimau Jawa telah dinyatakan punah secara resmi sekitar tahun 1980-an. Namun, keputusan ini masih debatable, lantaran beberapa pihak melaporkan mendapatkan bukti jejak keberadaan harimau Jawa di beberapa lokasi. Namun, baik pihak yang meyakini harimau Jawa masih ada maupun yang tidak, hingga kini sama-sama belum bisa membuktikan klaimnya. - Harimau Bali (Panthera tigris balica)
Deretan harimau di daerah Indonesia yang kedua adalah harimau Bali. Sama dengan harimau Jawa, harimau Bali juga sudah punah, bahkan lebih dulu. Harimau Bali dinyatakan sudah punah pada tahun 1940-an. Harimau Bali terakhir ditembak pada tahun 1925, dan subspesies ini dinyatakan punah pada 27 September 1937. - Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
Deretan harimau di daerah Indonesia yang ketiga adalah harimau Sumatera. Harimau Sumatera masih bertahan hidup dan diperkirakan tersisa sekitar 600-an ekor di Indonesia sehingga ditetapkan sebagai satwa dilindungi karena terancam punah.
Kendati demikian, Indonesia masih beruntung karena dari seluruh negara di dunia, tinggal 13 negara yang memiliki harimau di alam liar. Kepunahan harimau-harimau di dunia lantaran tangan-tangan manusia tak bertanggungjawab yang melakukan perburuan liar. Organ harimau memiliki nilai tinggi di pasar gelap. Sebagian juga diperjualbelikan untuk dijadikan hewan peliharaan.
- Mahasiswa IPB University ajarkan anak tidak buang sampah sembarangan
- Pemerintah menjanjikan pengurangan sampah plastik dengan guna ulang
- Mengurai bahaya besar pembakaran sampah pada hewan ternak dan manusia
- Survei KKI: konsumen mendesak pelabelan BPA dipercepat
- ESDM ‘memaksakan’ proyek PLTU Jawa 3 meski izin lingkungan dibatalkan