Jakarta, EnergiToday — Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kalsel Ikhlas Indar menyatakan dari cacatan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Indeks kualitas lingkungan hidup Kalimantan Selatan (Kalsel) menempati posisi terendah dari empat provinsi di Kalimantan dan berada di urutan 22 secara nasional.

Rilis yang dikeluarkan Kementerian LH pada 2012 menyebutkan, indeks kualitas lingkungan hidup terendah adalah DKI Jakarta dan Banten dengan indeks 41,62 dan 49,61. Adapun indeks kualitas lingkungan hidup paling baik adalah Gorontalo dengan angka mencapai 95,01.

Kalsel berada pada posisi 22 dengan indeks 55,59. Untuk regional Kalimantan, Kalimantan Barat menempati posisi tertinggi dengan indeks 74,19 atau menempati ranking 10 nasional.

“Masalah pencemaran air dan rendahnya tutupan hutan menjadi penyebab terpuruknya ranking indeks kualitas lingkungan hidup Kalsel,” ujarnya.

Ia menyebutkan kerusakan kawasan hutan akibat penebangan, alih fungsi hutan untuk berbagai kepentingan, dan pencemaran sungai dari aktivitas pertambangan emas dan batu bara membuat kualitas air sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat menurun.

Padahal, sebagian besar warga, terutama yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Hasil penelitian Badan Lingkungan Hidup Daerah Kalsel, dalam beberapa waktu terakhir, menyimpulkan sungai-sungai dan sumber air baku PDAM terindikasi tercemar logam berat berupa arsenik (AS), merkuri, dan besi (Fe) jauh di atas batas normal.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.