Jakarta, Ekuatorial — Biaya bahan bakar bulan April 2009 Rp 450 ribu. Angka itu tercantum dalam catatan keuangan seorang ibu rumah tangga, Fatchiyah, di Desa Tlogosari, Kecamatan Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Setiap bulan perempuan ini memang harus berhitung cermat soal pengeluaran bahan bakar.

Tak hanya itu, permasalahan global yang sering diperbincangkan di Indonesia dan dunia adalah krisis energi dari sumber minyak bumi. Dampak krisis energi seiring kita rasakan langsung dengan meningkatnya harga minyak bumi yang semakin melambung harganya. Masyarakat tentu menyadari akan tingginya kebutuhan (konsumsi) terhadap bahan bakar minyak.

Hal ini mengingat pendapatan keluarganya berkisar Rp 1,5 juta per bulan. Dengan angka Rp 450 ribu, pos pengeluaran untuk bahan bakar sudah menyita sepertiga dari penghasilan. Uang itu dialokasikan untuk konsumsi bahan bakar kebutuhan sehari-hari berupa LPG dan kayu bakar. LPG untuk memasak, sementara kayu bakar untuk merebus air untuk sapi perah. Fatchiyah, dan juga sebagaimana keluarga lain di Desa Tlogosari, menggantungkan hidup dengan beternak sapi perah.

“Pemanfaatan kayu bakar sebagai sumber energi rentan masalah. Panci cepat menghitam akibat jelaga,” ujar Fatchiyah,  Rabu (3/7), seperti dilansir dalam Harian Tempo.

Ancaman lain adalah polusi asap dari pembakaran kayu dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan dan iritasi mata. Kayu bakar pun terkadang langka sehingga harganya melambung. Tak heran Fatchiyah pun merindukan sumber bahan bakar yang lebih murah dan ramah lingkungan.

Penantian Fatchiyah terbayar lunas. Tahun 2009, program BIRU (Biomas Rumah) kerja sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Pemerintah Belanda diluncurkan. Program ini bertujuan memasyrakatkan pemanfaatan reaktor reaktor biogas rumah dengan memanfaatkan limbah organik sebagai sumber energi lokal berkelanjutan.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.