Jakarta, Ekuatorial – Dalam perencanaan pembangunan kota, sering tidak mengikut sertakan keberadaan kota lama. Tata ruang kota cenderung menghancurkan kawasan kota lama. Padahal, jika dikelola dan ditata dengan baik akan mendatangkan nilai tambah. Selain, mengingatkan penduduk akan nilai sejarah, kawasan kota lama juga menarik para wisatawan.

Wakil Duta Besar Belanda di Indonesia Wouter Plomp mengatakan, di Belanda bangunan tua yang telah kehilangan fungsi dihidupkan lagi menjadi kafe, toko buku, dan ruang kreatif lainnya. Pengelolaan kota tua meningkatkan nilai sosial ekonomi kota-kota di Eropa.

Seperti dirilis harian Kompas. ”Di Indonesia banyak sekali bangunan lama yang berpotensi dikembangkan menjadi ruang publik dan ruang bisnis di perkotaan, bukan hanya musium,” ujarnya dalam diskusi bertema kota layak tinggal, Kongres ke 2 Diaspora Indonesia di JCC.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi – Pemprov DKI Jakarta berniat menggandeng lembaga dunia, yakni Unesco yang merupakan Badan PBB yang menangani masalah Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan untuk mengambil alih aset bangunan kota tua, yang sebagian hak kepemilikannya masih berada di tangan swasta.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga telah mengirim surat kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, agar diberi keluasan dalam mengelola Badan Usaha Milik Negara – BUMN dalam bentuk Properti Kota Tua di Jakarta. (Wishnu)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.