Sorong, Ekuatorial – Nasib Kapal Motor (KM) Thanh Cong 99612 yang tertangkap mencuri ikan di perairan Misool, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, pada 19 Januari 2015, akhirnya ditenggelamkan kurang lebih 300 meter dari Pulau Saonek Monde di perairan Selat Dampier, dengan cara diledakkan.

Ditenggelamkannya kapal berbobot 330 ton ini berdasarkan Penetapan Pengadilan Negeri Sorong tanggal 28 Januari 2015, tentang pemusnahan barang bukti.

“Hari ini Selasa (10/2-red) memang akan dilakukan pemusnahan dan penenggelaman barang bukti dengan cara diledakkan terhadap KM Thanh Cong yang telah melakukan aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan jaring insang (gillnet)”, ungkap AKP Crezman Mulalinda, ketua tim penyidik yang juga Kepala Polair Raja Ampat.

Bukan hanya kapalnya saja, tetapi barang bukti berupa gillnet, 44 cangkang penyu mati, 400 kg daging ikan campur basah, 700 kg daging ikan pari kering, 200 kg daging hiu kering serta 19 kg sirip ikan hiu kering turut dimusnahkan. Status seluruh awak kapal adalah tersangka dan dilakukan penahanan di Rutan Polres Raja Ampat.

Terkait hal ini Bupati Raja Ampat Marcus Wanma menyampaikan bahwa, “Nantinya bukan hanya kapal Thanh Cong saja yang ditenggelamkan. Semua kapal yang melakukan tindakan ilegal akan ditenggelamkan”.

Sementara itu, dirinya akan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, agar turut serta aktif dalam melakukan pengawasan dan tidak segan-segan untuk melaporkannya bila menemukan pelanggaran.

Senada dengan itu Kapolda Papua Barat Paulus Waterpauw juga menyatakan bahwa “ini merupakan warning bagi para pelanggar hukum terutama bagi pelaku illegal fishing di Raja Ampat”.

Bagi kalangan aktivis lingkungan yang selama ini berpartisipasi bersama masyarakat dan pemerintah, menanggapi positif tindakan yang diambil pemerintah Kabupaten Raja Ampat yang akhirnya menenggelamkan kapal tersebut.

“Pemerintah telah buktikan keseriusannya dalam menangani pelaku pencurian ikan di wilayah perairan Raja Ampat, yang selama ini selalu menjadi incaran kapal-kapal asing”, kata Christian Thebu, Manajer Bird Head Seascape-Marine Protection Area (BHS-MPA), organisasi lingkungan yang banyak berkegiatan di Raja Ampat.

Apalagi 80 persen wilayah Raja Ampat adalah laut dan masyarakatnya sangat tergantung pada laut, sehingga pemerintah harus serius dalam menangani masalah ini, ungkap Chris lebih lanjut.

KM Thanh Cong sendiri di tenggelamkan dengan disaksikan oleh nahkoda kapalnya. Niken Proboretno

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.