Jakarta, Ekuatorial – Hujan deras yang mengguyur Jakarta selama tiga hari, Minggu-Selasa (8-10/2), telah membuat banjir semakin meluas melanda Kota Jakarta. Bila kemarin, Senin (9/2), banjir baru melanda 12 kelurahan, kini sebanyak 97 kelurahan terendam banjir.

Dari sebanyak 97 kelurahan, terdapat 307 Rukun Warga (RW) yang terendam banjir dengan 5.986 warga yang mengungsi di 14 titik pengungsian.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Denny Wahyu menerangkan ada tiga wilayah yang terdapat pengungsi, yakni Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. Dari ketiganya, wilayah Jakarta Utara yang paling banyak pengungsinya yaitu mencapai 2.518 jiwa yang ditampung di enam lokasi pengungsian.

“Ada tiga wilayah yang terdapat pengungsi. Sementara wilayah lainnya hingga saat ini belum ada. Tapi kita pantau terus perkembangannya,” kata Denny, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (10/2).

Di Jakarta Utara ada 18 kelurahan yang terendam banjir yakni di Kelurahan Kali Baru, Marunda, Rorotan, Semper Barat, Suka Pura, Lagoa, Ancol, Kapuk Muara, Penjagalan, Penjaringan, Pluit, Kebon Bawang, Papango, Sungai Bambu, Sunter Agung, Sunter Jaya, Tanjung Priok, dan Warakas.

Selanjutnya, Jakarta Timur merupakan wilayah kedua yang jumlah pengungsinya terbanyak yakni mencapai 1.800 jiwa. Di wilayah ini, tercatat 27 kelurahan yang terendam banjir. Di antaranya yakni Kelurahan Cakung Barat, Cakung Timur, Jatinegara, Penggilingan Pulo Gebang, Rawa Terate, Pondok Bambu, Bali Mester, Bidara Cina, Cipinang Besar Selatan, Cipinang Besar Utara, Cipinang Cimpedak, Cipinang Muara, dan Kampung Melayu.

Sementara di Jakarta Barat ada 1.668 pengungsi. Mereka tersebar di 23 kelurahan yang terendam banjir. Di antaranya yakni Kelurahan Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, Duri Kosambi, Kapuk, Kedaung Kali Angke, Rawa Buaya, Wijaya Kusuma, Telal Alur, Duri Kepa, dan Kelurahan Kedoya Selatan. Selain itu di Kelurahan Kedoya Utara, Kelapa Dua, Suka Bumi Selatan, Joglo, Kembangan Selatan, Kembangan Utara, Jati Pulo, Kota Bambu Selatan, Kota Bambu Utara, Pinangsia, Angke, Duri Selatan, dan Kelurahan Pekojan.

“Dua wilayah lainnya yakni Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan juga ada kelurahan yang terendam banjir. Namun tidak ada pengungsi. Di jakarta Pusat ada delapan kelurahan yang terendam banjir. Sementara di Jakarta Selatan ada 21 kelurahan,” ujarnya.

Tolak TMC
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama juga mengatakan banjir yang merendam wilayah DKI Jakarta lebih cepat surut dan teratasi dibandingkan tahun-tahun lalu. Hal itu terbukti, bila ada genangan air di jalan-jalan dan banjir di pemukiman, maka dalam hitungan hari genangan dan banjir itu akan cepat surut.

Sepanjang tahun 2014, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan persiapan menghadapi banjir pada musim hujan, seperti menormalisasi sungai, waduk dan saluran air, hingga penertiban rumah di bantaran kali.

Menurutnya, penanganan banjir tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Semua satuan perangkat kerja daerah (SKPD), yang terkait dengan banjir sudah bahu membahu melakukan antisipasi dalam menghadapi banjir.

“Persiapan menghadapi banjir sejauh ini sudah baik. Pembersihan dan pengerukan sungai lebih baik. Maka masalah banjir di Jakarta tahun ini akan lebih siap diantisipasi, dibandingkan tahun lalu. Kita prediksi kalau terjadi banjir, maka tidak akan lebih dari satu hari banjirnya,” ujarnya.

Karena itu, Basuki menolak tawaran dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) agar bisa meminimalisir potensi banjir yang lebih besar lagi. Menurutnya, TMC belum diperlukan untuk menangani banjir di Jakarta. Pasalnya, bencana banjir yang melanda 307 RW di lima wilayah Jakarta belum mencapai status siaga darurat banjir. “Nanti lah. Rekayasa cuaca atau hujan itu baru saya keluarkan kalau status di Jakarta sudah siaga darurat,” ungkapnya.

Bencana banjir terlihat besar dikarenakan kawasan ring I yaitu Jalan Medan Merdeka serta jalan protokol turut terendam banjir. Padahal itu terjadi karena adanya pemutusan aliran listrik oleh PT PLN di Waduk Pluit, Jakarta Utara. “Ini kan cuma gara-gara kita kaget Istana terendam banjir. Terus kalau Istana banjir, langsung siaga darurat gitu? Darurat apaan? Kampung Pulo saja nggak terendam tujuh meter lagi kan,” tegasnya. Lenny

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.