Jakarta, Ekuatorial – Cuaca buruk yang masih menghantui kota Jakarta, membuat warga yang berada di pesisir pantai utara Jakarta dan Kepulauan Seribu was-was. Bencana banjir dan pohon tumbang, yang diakibatkan hujan deras disertai angin masih mengintai mereka.

Melihat hal itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI telah menyiapkan beberapa langkah untuk melindungi warganya yang tinggal di pesisir pantai utara dari banjir rob atau air pasang laut, di Kepulauan Seribu dari serangan hujan angin badai.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan pihaknya telah mengirimkan tenaga medis untuk membantu warga di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang tidak bisa keluar dalam kondisi cuaca buruk.

“Kami sudah kirimkan cukup tenaga medis di sana. Dokter harus ada dua tahun di sana,” kata Basuki di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (12/2).

Keberadaan dokter tersebut untuk menangani warga yang mengalami sakit selama musim penghujan. Sehingga mereka bisa ditangani di pulau tanpa harus keluar pulau, bertarung dengan gelombang laut yang cukup tinggi.

Agar warga Kepulauan Seribu tidak lagi berjibaku dengan gelombang laut tinggi pada musim penghujan, Pemprov DKI berencana akan membeli helikopter yang akan dijadikan sebagai ambulans. Helikopter ini juga dapat digunakan untuk mengevakuasi warga atau mengantisipasi kasus-kasus tertentu di Kepulauan Seribu.

Untuk landasannya, Pemprov DKI akan meminta pihak swasta yang akan membangun resort di Pulau Panjang, Kepulauan Seribu untuk membangun landasan helikopter.

“Kalau ada duit dan disetujui DPRD DKI, kita mau beli helikopter yang akan kita pakai untuk evakuasi atau antisipasi kasus-kasus tertentu. Nanti landasannya kita pakai di Pulau Panjang yang akan dibangun oleh swasta. Nanti helikopter itu akan dioperasikan TNI AU,” ujarnya.

Sedangkan untuk melindungi warga yang tinggal di pesisir pantai utara Jakarta, mantan Bupati Belitung Timur ini menyatakan hanya ada tiga cara untuk mencegah bencana banjir di kawasan tersebut, yaitu dengan melakukan peninggian tanggul pantai, pembuatan waduk dan pompa air.

Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Agus Priyono Jendro, khususnya di daerah utara Jakarta, langkah andalan agar banjir atau genangan cepat surut adalah menjaga 555 pompa air yang tersebar di lima wilayah dapat berfungsi dengan baik. Sehingga saat banjir, ratusan pompa tersebut bisa menyedot air ke sungai dan laut terdekat.

Berdasarkan data Dinas PU DKI, di wilayah Jakarta Barat, terdapat 149 pompa air, di wilayah Jakarta Pusat terdapat total pompa air berjumlah 120 unit, di Jakarta Selatan ada 113 unit, di Jakarta Timur memiliki total pompa sebanyak 56 unit, dan di wilayah Jakarta Utara, total pompa air di wilayah itu 117 unit.

Lalu tahun ini, pihaknya juga akan memasang enam pompa besar di muara-muara sungai. Keenam pompa air besar itu ada di Pompa Kamal, Pompa Angke, Pompa Marina, Pompa Karang, Pompa Sentiong dan Pompa Sunter Hilir. Pemasangan enam pompa air besar ini membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun.

“Dengan adanya pompa di muara-muara sungai tersebut diharapkan dapat mengatasi banjir rob di pesisir utara Jakarta. Kan di wilayah utara Jakarta, ada 40 persen dataran rendah,” ujarnya.

Kemudian, meninggikan tanggul pantai sepanjang 4 kilometer (km) yang menjadi tanggung jawab Pemprov DKI. Pemprov DKI mendapatkan alokasi anggaran Rp 1,6 triliun untuk meninggikan tanggul laut sepanjang 4 km. Peninggian tanggul laut atau pantai ini akan dimulai tahun 2015. Pihaknya akan memprioritaskan daerah-daerah yang tanggul lautnya masih rendah.

Tanggul laut yang akan ditinggikan itu adalah tanggul laut di Kamal, Tanjungan, Kali Asin, Luar Batang, RE Martadinata, Cilincing dan Marunda. Di luar itu, seperti tanggul laut di kawasan Ancol akan ditangani PT Pembangunan Jaya Ancol. Yurika Diandra

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.