Bandarlampung, Ekuatorial – Seminggu terakhir ini warga desa penyangga kawasan hutan Tanam Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Lampung Barat mewaspadai kawanan gajah yang mulai masuk ke perkebunan.
Kawanan gajah tak hanya melintas menurut salah satu warga Balik Bukit Sumantri terkadang gajah juga tidur di sekitar perkebunan warga.

“Kami ketakutan sehingga tidak ada yang berani berpatroli menjaga perkebunan, padahal nyaris hasil perkebunan rusak setelah dilewati gajah,” kata dia, Rabu (18/3).

Lebih lanjut ia mengatakan kawanan gajah ini sering melintas pada malam hari. Kejadian seperti ini, tambahnya sudah sering, kami sebagai warga yang menggantungkan ekonomi di sekitar hutan ini selalu dipersalahkan.

“Pemerintah dan pemerhati satwa kalau ada hewan liat yang masuk ke perkebunan kami selalu kami yang dipersalahkan, apakah pernah terpikirkan kalau kami juga terancam keselamatannya hanya untuk mencari penghidupan di sini,” keluhnya.

Sementara itu tim gabungan dari Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Barat sudah melakukan penggiringan tiga ekor gajah liar masuk kembali ke kawasan hutan.

“Sudah seminggu ini kawanan gajah berada diperkebunan warga di Pekon Padangcahya Kecamatan Balik Bukit,” kata salah satu petugas pengamanan hutan Parlin.

Tim berhasil menggiring dalam waktu tiga jam dengan cara membunyikan dentuman dari pipa paralon yang berjarak 50-100 meter dari lokasi gajah berada.

Sedangkan penanggung jawab Elephant Patrol WWF Project Lampung, Ali Rizky Arrasy saat dikonfirmasi mengatakan konflik gajah di kawasan TNBBS Lampung Barat masih relatif bisa teratasi.

“Kami sudah memberi pelatihan bagaimana menghalau gajah ketika masuk areal perkebunan warga. Warga cukup menggiring masuk ke jalurnya semula,” kata dia lagi.

Lebih lanjut ia mengatakan, sebetulnya kawasan hutan industri yang kini dimanfaatkan oleh warga adalah jalur perlintasan gajah.

“Gajah itu kan memiliki ingatan yang tajam, dia akan selalu melewati rute-rute yang sebelumnya sudah pernah dia lewati,” katanya lagi.

Gajah ini memiliki jiwa sosial yang tinggi. Jika mendengar atau melihat ada kelompok lainnya sakit atau melahirkan maka mereka akan kumpul di satu titik tertentu.

“Kawanan gajah ini melihat ada makanan yang lezat, otomatis mereka berhenti dulu untuk memakannya tanpa mau tahu milik warga atau bukan,” ujar Ali. Eni Muslihah

Virus Herves Hantui Gajah Lampung
Tiga bulan, 12 Gajah Sumatera Mati Terbunuh

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.