Manado, Ekuatorial – Meski berpusat di Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, namun goncangan gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter (SR), Rabu (18/3) sekitar pukul 05.12 Waktu Indonesia Tengah (Wita), membuat sebagian warga Manado panik.

“Saya terjaga dari tidur ketika merasakan ada guncanan yang cukup keras. Karena kuatir terjadi sesuatu, saya berlari keluar dari rumah,” ujar Evangline Aruperes, warga Kelurahan Wenang Selatan, Kecamatan Wenang, Manado.

Menurut Eva, guncangan yang sangat terasa di subuh itu membuat sebagian besar warga di kopleks tempat tinggalnya berhamburan keluar rumah, karena kuatir terjadi reruntuhan bangunan.

Lain halnya dengan Rommy Sael, petugas keamanan yang bertugas di kawasan reklamasi pantai Megamas Manado. “Yang saya kuatirkan bukan bangunan yang akan roboh, tapi jangan sampai terjadi tsunami. Karena kantor saya di berada di kawasan reklamasi yang berjarak lebih kurang seratus meter dari pantai,” papar Rommy.

Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulut, Noldy Liow saat dikonfirmasi mengungkapkan, pusat gempa terjadi pada 115 kilometer (km) Barat Laut Halmahera Barat, Maluku Utara dengan kedalaman 10 km dari dasar laut. “Karena jaraknya tidak terlalu jauh dari sini, maka daerah-daerah di Sulut seperti Manado, Bitung, dan Tondano juga merasakan gempa,” ujar Noldy. Yoseph Ikanubun

Jakarta Terancam Gempa
Gempa Hentak Banda Aceh

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.