Klaten, Ekuatorial – Hujan deras yang masih mengguyur kabupaten Klaten dalam seminggu terakhir membuat beberapa wilayah di kabupaten Klaten diterjang banjir dan tanah longsor.

Meliputi empat kecamatan di wilayah Klaten yakni, kecamatan Wedi, Prambanan, Cawas, dan Bayat. Bahkan di Dukuh Tanon, Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum, Klaten, talut di jembatan itu longsor akibat tergerus derasnya arus sungai yang menggerus badan jalan.

Berdasarkan data yang didapatkan dari Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, ada puluhan titik di empat kecamatan yang terjadi banjir dan juga longsor.

Seperti longsor yang terjadi di kecamatan Wedi, Klaten. Bukit Cakaran setinggi 50 meter longsor di dukuh Sekarbolo, desa Jiwo Wetan longsor mengancam dua rumah milik warga karena lokasinya hanya beberapa meter dari lokasi longsor.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Musibah serupa juga terjadi di Kecamatan Prambanan juga terjadi banjir di sejumlah titik akibat meluapnya aliran sungai Dengkeng yang mengakibatkan tanggul di Sengon Prambanan jebol sepanjang 15 meter yang menggenangi ratusan rumah warga juga merendam puluhan hektar sawah siap panen milik petani.

Wilayah Cawas juga mengalami hal yang sama dimana sekitar 11 lokasi juga terdampak banjir dan tanggul longsor. Banjir juga menggenangi puluhan hektare sawah ratusan rumah warga dalam sepekan terakhir.

Disusul juga dengan angin puting beliung melanda desa Plosowangi yang menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan sempat menutup akses jalan. Tanggul nonpermanen di Kali Jaran di Dukuh Burikan, Desa Burikan, Kecamatan Cawas yang bermuara di sungai Dengkeng juga jebol karena derasnya arus sungai.

Menurut Kalak BPBD Klaten, Sri Winoto, anak sungai Dengkeng sering meluap karena aliran airnya tidak bisa masuk ke sungai Dengkeng akibat sedimentasi yang cukup tinggi. Satu-satunya cara dengan menormalisasi sungai Dengkeng secepatnya.

“Bisa dengan perbaikan tanggul yang jebol dan beberapa cekdam yang rusak. Perlu juga pembangunan beberapa cekdam baru untuk mencegah banjir. Karena di sepanjang kali Dengkeng banyak tanggul yang kritis yang perlu perbaikan permanen,” jelasnya Sri Winoto di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (10/4).

Sri Winoto menyampaikan, hujan deras yang mendera Klaten dalam sepekan ini menyebabkan sekitar 24 titik sungai yang airnya meluap dan menggenangi sawah dan juga perkampungan warga. Sebagian aliran air masuk ke perkampungan warga di wilayah Wiro Bayat, Bawak Cawas juga Modran Trucuk. Namun tidak sampai membuat tanggul penahannya jebol.

Kritisnya sungai Dengkeng sudah mendapat perhatian khusus dari Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat melakukan kunjungan ke Klaten Jawa Tengah beberapa waktu.

Setelah melihat dari dekat kondisi sungai Dengkeng, Sutopo mengaku bahwa kondisi sungai Dengkeng memang masuk dalam kategori kritis dan mendesak dilakukan normalisasi secepatnya.

Sementara itu pasca terjadinya banjir dan longsor yang terus terjadi dalam sepekan terakhir, Pemerintah Propinsi Jawa Tengah yang di wakili Kepala BPBD Jawa Tengah, Sarwa Pramana datang langsung melihat kondisi lokasi terdampak banjir dan longsor Klaten. Pihaknya juga sudah mendesak pada Kementrian PU segera melakukan perbaikan pada tanggul kritis di sepanjang aliran sungai Dengkeng.

“Kondisi sungai Dengkeng sudah kritis. Secapatnya kita akan lapor pada Pak Ganjar untuk segera ambil langkah darurat bekerjasama dengan Kementrian PU untuk segera menormalisasi sungai Dengkang dan juga memperbaiki tanggul yang kritis,” jelas Sarwa saat melihat langsung kondisi Sungai Dengkeng belum lama ini.

Sarwa juga melakukan cek lokasi di tanggul sungai Dengkeng di dusun Konang, desa Kebon, Bayat Klaten sebagai lokasi paling parah. Pasalnya Jalan desa, selokan dan ratusan meter persegi tanah warga habis terkikis arus sungai Dengkeng.

Agar tidak terjadi banjir susulan warga sepanjang aliran sungai Dengkeng tepatnya di desa Talang bergotong royong untuk memperkuat juga meninggikan tanggul sungai Dengkeng yang kritis dengan sak karung plastik dibantu warga, relawan juga TNI/POLRI.

‪BPBD Klaten telah menyiapkan logistik dan mengirimkan 8 ribu lembar karung plastik kemudian bersama dengan warga, Muspika, TNI/POLRI, SAR, Tagana, PMI terus bergotong royong untuk memperkuat juga meninggikan tanggul sungai Dengkeng yang kritis dengan sak karung plastik. Sedangkan wilayah Krakitan Bayat, talut yang longsor mulai di pasang sak juga bronjong agar tidak terjadi longsor susulan. Bramantyo

Artikel Terkait :
Antisipasi Banjir Pemda Solo Keruk Sungai
Polusi Sungai Makin Memburuk
Kondisi Sungai di Jawa Barat Makin Parah

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.