Sadar dan Kelola Kurangi Sampah merupakan program ECOTON dan tim SICI. Program ini membentuk gaya hidup nol sampah di Jawa Timur.

ECOTON dan tim SICI (Spiritual Initiative Change Makers Indonesia) Jawa Timur menginisiasi program Keluarga Sakenah (Sadar Kelola Kurangi Sampah). (Foto: Aliansi Zero Waste Indonesia)
ECOTON dan tim SICI (Spiritual Initiative Change Makers Indonesia) Jawa Timur menginisiasi program Keluarga Sakenah (Sadar Kelola Kurangi Sampah). (Foto: Aliansi Zero Waste Indonesia)

ECOTON dan tim SICI (Spiritual Initiative Change Makers Indonesia) Jawa Timur menginisiasi program Keluarga Sakenah (Sadar Kelola Kurangi Sampah), sebuah gerakan penanggulangan sampah berbasis keluarga.

Melalui inisiasi Sadar Kelola Kurangi Sampah ini anak-anak di dalam keluarga dibentuk menjadi anak yang bisa membuat perubahan baik di rumah dan sekitarnya.

Program Sakenah berlangsung selama tiga hari, 18, 19, 20 Desember 2023. Berangkat dari banyaknya kasus diabetes pada anak yang meningkat 70 kali lipat, Program Keluarga sakenah digerakkan.

Kasus diabetes tersebut disebabkan makanan yang sering dikonsumsi oleh anak-anak adalah makanan dalam kemasan sachet yang banyak penambahan garam, gula, lemak dan zat adiktif lainnya, sementara nutrisinya sedikit. Sementara anak-anak adalah calon orang-orang yang produktif di masa depan dan memiliki peran besar menajdi penggerak perubahan.

Maka, kasus ini perlu dihentikan dan salah satu upaya yang kami lakukan adalah melalui Keluarga Sakenah. Membentuk anak menjadi penggerak perubahan dengan melibatkan sekolah yang akan membatasi jajan sachet dan keluarga yang mendukung kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan anak.

Dalam menginisiasi program Keluarga Sakenah, pertama-tama dilakukan Forum Group Discussion (FGD) selama tiga hari yang melibatkan guru dan walimurid dari sekolah-sekolah lintas agama yakni SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, SDIT Yaa Bunayya dan Pasraman Satya Dharma Menganti.

FGD hari pertama dilakukan bersama guru sekolah yang membahas mengenai peran sekolah sebagai ruang dimana pengetahuan diproduksi dan disebarkan, sehingga anak-anak dapat mengimplementasikan pengetahuannya di rumah.

Pada FGD ini juga membahas mengenai tahapan-tahapan membuat sekolah bebas sachet sebagai upaya membentuk kebiasaan anak menerapkan gaya hidup pengurangan sampah.

Pada hari kedua, FGD berfokus dengan wali murid dengan pembahasan mengenai apa harapan orang tua terhadap anak, peran orangtua untuk mewujudkan harapan tersebut serta memetakan kebutuhan yang diperlukan orangtua.

Ada tiga poin penting terkait harapan orang tua untuk anaknya yakni anak memiliki keterampilan menyampaikan pendapat, peka dan peduli terhadap lingkungan di sekitarnya, dan anak bisa mengamalkan kitab suci agama dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara hari ketiga FGD dilakukan bersama dengan guru dan murid, di sini membahas komitmen bersama dan langkah aksi ke depan.

“Acara FGD ini merupakan pertemuan awal dari program Keluarga Sakenah. Kami melakukan acara ini untuk mengajak sekolah, guru dan orangtua untuk mendukung anak-anak mereka menjadi generasi pembuat perubahan,” ujar Firly Mas’ulatul Jannah Koordinator Program Keluarga Sakenah, dikutip dari laman Aliansi Zero Waste Indonesia, 27 Desember 2023.

Fokus Program Keluarga Sakenah adalah pembelajaran kepada anak-anak. Namun tidak menutup kemungkinan pembelajaran juga dilakukan dengan guru dan orangtua sebab mereka adalah aktor penting yang dekat dengan anak.

“Dengan melibatkan aktor-aktor tersebut, harapannya menjadi katalis dalam proses pembentukan generasi pembuat perubahan,” tambah Firly.

Sadar Kelola Kurangi Sampah turun ke lapangan

Peserta FGD Keluarga Sadar Kelola Kurangi Sampah juga diajak berkeliling ECOTON untuk mengetahui beberapa metode pengelolaan organik, seperti metode pengomposan bata terawang, eco-enzyme dan bank daun. Hal ini untuk memotivasi orangtua membuat pengomposan di rumah.

Bahkan orang tua pun ada yang tertarik dengan metode pengomposan ini dan ada yang berencana membuat bata terawang untuk menampung sampah dapurnya.

“Pembelajaran yang akan dilakukan dengan anak-anak adalah pembelajaran sesuai konteks situasi di sekitar mereka. Anak-anak akan diajak mengidentifikasi dan menganalisis kondisi di sekitarnya, untuk melatih kepekaan anak terhadap masalah di sekitar,” lanjut Firly.

Bila kepekaan lingkungan sudah muncul dalam diri anak-anak, maka mereka akan tergerak mencari solusi atas masalah tersebut. Anak-anak selanjutnya dapat menyebarkan dan mengajak anak-anak lain dan keluarganya untuk ikut terlibat.

Dengan pembelajaraan tersebut anak-anak dilatih menjadi orang-orang yang kreatif dan solutif untuk masa depan.

Kusmiati, wali murid SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, mengatakan saat pertama kali mendapat penjelasan mengenai program Keluarga Sakenah, ia merasa senang sekali dengan program ini. Karena akan memperoleh banyak manfaat terutama pada anak-anak.

“Anak saya memang untuk berbicara di depan umum sudah ada perkembangan, namun dia juga masih perlu belajar dan menambang pengetahuan lagi. Makanya program ini saya sambut dengan antusias bersama orangtua lainnya agar anak saya dan anak-anak lain juga bisa menjadi anak-anak yang kritis, Tangguh di masa depan, peka terhadap masalah sekitar dan turut menjadi bagian dari solusi,” ujar Kusmiati.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.