WWF Indonesia dan Save the Children Indonesia memperkuat pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, keanekaragaman hayati, dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Riau.

WWF Indonesia dan Save the Children Indonesia menggulirkan program BASAMO (Build and Empower Riau Children and Community for Sustainable Agriculture and Impactful Actions on Education in Kuantan Singingi). Program ini bertujuan memperkuat pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, keanekaragaman hayati, dan kesejahteraan anak serta masyarakat di Riau.

Program Basamo akan dilaksanakan di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Sumatera, 1 Desember 2023. Program Basamo diharapkan menjawab kebutuhan untuk menjaga keanekaragaman hayati melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, menerapkan budidaya perkebunan yang baik/good agriculture practice (GAP) dan mensejahterakan anak di Kabupaten Kuantan Singingi.

Mengapa perlu menjaga keanekaragaman hayati? Menurut data dari BPMPD Provinsi Riau, dari 8,9 juta hektare luas Provinsi Riau, 4,3 juta hektarenya merupakan komoditas perkebunan (Disbun Riau, 2023). Berdasarkan data ini, perubahan perilaku mulai dari anak usia sekolah hingga praktik baik pengelolaan perkebunan yang baik bagi masyarakat skala kecil harus dilakukan.

“Save the Children menyadari betapa pentingnya inisiatif ini dalam meningkatkan kesejahteraan anak di Riau. Program ini merupakan langkah nyata dalam menjaga keberlanjutan ekosistem. Dengan melibatkan anak diharapkan mereka memahami pentingnya menjaga lingkungan untuk generasi mendatang,” jelas Kurwiany Ukar, Interim CEO Save the Children Indonesia, dikutip dari laman resmi, Rabu, 20 Desember 2023.

Kabupaten Kuantan Singingi merupakan pusat perkembangan sosial budaya lokal yang memiliki kawasan bernilai ekosistem penting bagi satwa liar dilindungi dan juga penunjang hidup manusia, Kawasan ini mengalami tekanan akibat praktik pengelolaan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan dan ekspansi lahan bagi perkebunan monokultur dan pertanian, terutama pergeseran dari karet alam ke sawit.

Ekspansi perkebunan sawit mengancam pelestarian keanekaragaman hayati dan berdampak ekologi karena ketidaksiapan sistem pengelolaan sehingga diperlukan upaya konservasi (Azhal, 2021).

Aditya Bayunanda, CEO WWF-Indonesia mengatakan, kelestarian keanekaragaman hayati sangat penting dilakukan melalui perubahan perilaku.

“Dan ini dilakukan sejak usia dini melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, kata Aditya.

”Kami meyakini program ini dapat menjawab persoalan di atas melalui beberapa aktivitas yang berdampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan di Kab. Kuantan Singingi, Provinsi Riau.”

WWF Indonesia dan Save the Children Indonesia menggulirkan program BASAMO bertujuan memperkuat keanekaragaman hayati di Riau. (Foto: Save the Children Indonesia)
WWF Indonesia dan Save the Children Indonesia menggulirkan program BASAMO bertujuan memperkuat keanekaragaman hayati di Riau. (Foto: Save the Children Indonesia)

Keanekaragaman hayati

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun keanekaragaman hayati tetap terjaga, maka Program Basamo ini juga akan mendampingi masyarakat petani karet alam untuk melakukan serangkaian praktik baik yaitu pertanian karet secara berkelanjutan, dan juga meningkatkan ekonomi secara signifikan. Contohnya penggunaan teknologi modern, akses kepada perbankan untuk mendapatkan kredit, dan penerapan AGP (Good Agricultural Practices).

Dampak lain dari praktik komoditas tidak berkelanjutan adalah keterlibatan anak sebagai ‘buruh anak’. Hal ini dapat menghalangi anak dari pendidikan dan membatasi hak-hak mendasar mereka. Anak rentan terhadap masalah perlindungan, seperti eksploitasi, kekerasan, dan pengurangan akses belajar.

Program BASAMO merupakan solusi menjaga keanekaragaman hayati dan memulihkan ekosistem dengan menggunakan cara bertani yang alami sesuai kearifan lokal dan di saat yang bersamaan melibatkan anak dalam sistem perlindungan serta memberikan pendidikan yang berfokus pada pembangunan keberlanjutan.

Proyek ini akan diimplementasikan di tiga desa di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, yaitu Desa Pangkalan Indarung (Kecamatan Hulu Singingi), Desa Lubuk Ambacang (Kecamatan Hulu Kuantan), dan Desa Teluk Beringin (Kecamatan Gunung Toar).

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.