Produksi dan konsumsi senyawa kimia berbahaya oleh manusia terus meningkat mencemari lingkungan. Alam dan manusia tidak bisa memperbaikinya.
Pencemaran lingkungan kian serius dan problematis, yang menyebabkan kerusakan parah dan tidak dapat diperbaiki oleh alam maupun manusia. Pencemaran berdampak bagi kesehatan, ekonomi, sosial dan lingkungan. Hal ini diperparah dengan tingginya produksi dan konsumsi senyawa kimia berbahaya oleh manusia.
Sunardi, dalam upacara pengukuhan Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Ekologi Pencemaran: Suatu Nexus Antara Senyawa Pencemar Lingkungan Dengan Sistem Ekonomi Sosial”. Sunardi memotret pencemaran di masa lalu dan masa kini, khususnya produksi dan konsumsi senyawa kimia berbahaya oleh manusia.
“Pencemaran lingkungan prinsipnya adalah hasil-hasil yang tidak diinginkan dari kegiatan manusia yaitu pertanian, pemukiman, kehutanan dan transportasi semuanya telah menghasilkan senyawa-senyawa dan produk sampingan yang dianggap sebagai bahan pencemar bahkan bidang kesehatan sekalipun aktivitasnya juga membuang senyawa pencemar yang berbahaya bagi lingkungan,” kata Sunardi dalam orasi ilmiah yang diakses dari laman resmi, Rabu, 14 Agustus 2024.
“Aktivitas tersebut telah memberikan dampak besar bagi lingkungan dan manusia. Data statistik menunjukkan produksi dan konsumsi dari senyawa berbahaya kimia terus meningkat contohnya pestisida dan pupuk sintetis.”
Sunardi juga menjelaskan aspek-aspek dan relasi baru dalam riset pencemaran antara lain layanan ekosistem (ecosystem services), perubahan pemanasan global, pencemaran lintas batas (transboundary pollution), kesehatan, dan isu sosial ekonomi.
“Persoalan pencemaran tidak lagi menjadi isu lingkungan, tetapi juga merupakan isu sosial dan ekonomi,” kata Sunardi.
Bahkan perubahan iklim global dan pencemaran bersifat lintas batas. Pencemaran juga dipandang sebagai isu politik baik lokal, regional, dan internasional.
“Studi tentang pencemaran harus diperluas dan dibutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif,” katanya.
Sunardi dalam risetnya membuat arah untuk menjawab tantangan pencemaran masa kini yaitu dengan ekologi pencemaran. Ekologi pencemaran menawarkan ruang lingkup yang lebih lebar dibandingkan dengan toksikologi.
Ekologi pencemaran adalah studi tentang relasi senyawa berbahaya dan beracun dengan sistem ekologi sekaligus dengan sistem sosial. Ruang lingkupnya mengungkap interkoneksi dalam semua zat pencemar dan dampaknya bagi lingkungan.
Ekologi pencemaran merupakan disiplin ilmu baru yang dapat menerjemahkan nexus antara senyawa pencemar lingkungan dengan sistem ekonomi sosial.