Ribuan warga di Kota Pekalongan hidup tergenang rob selama belasan tahun, bergantung pada sanitasi seadanya, dan terekspos berbagai penyakit. Penurunan sanitasi memiliki dampak terbesar pada perempuan.
Category: Artikel
KTT Iklim Berakhir Dengan Kegagalan
KTT Madrid tidak mencapai kesepakatan tentang pasar karbon, membayar kerugian dan kerusakan akibat iklim atau keuangan jangka panjang untuk negara-negara berkembang.
Benteng Terakhir Itu Bernama TWA Mangrove Angke Kapuk
Sejak pendirian nya pada tahun 1997, Kawasan Taman Wisata Alam Mangrove ditujukan sebagai sarana pariwisata alam sekaligus pelestarian fungsi hutan bakau sebagai sistem penyangga kehidupan. Namun hingga saat ini usaha konservasi kawasan bakau ini terkendalan berbagai tantangan termasuk sampah plastik dan abrasi air laut.
Perluasan Perkebunan Sawit, Ancaman Bagi Lingkungan Maupun Tradisi
Bagi masyarakat Pedamaran Kabupaten OKI, lahan gambut merupakan jantung kehidupan. Baik kebergantungan ekonomi maupun kehidupan sosial. Namun dibukanya keran investasi lewat perluasan perkebunan sawit mengancam tidak hanya sumber pendapatan mereka, tapi juga kawasan rawa gambut yang mencapai luar 150 ribu hektar di kabupaten ini.
Orang Talang Mamak Menagih Perlindungan Negara
Ruang hidup Masyarakat Adat Talang Mamak, makin terhimpit. Pengakuan dan perlindungan pemerintah belum ada hingga wilayah dan hutan mereka sebagian besar sudah jadi bagian izin-izin perusahaan. Sementara perempuan Talang Mamak memperthankan tradisi menganyam sebagai bentuk perlawanan.
Suku Talang Mamak, Bertahan Hidup di Hutan Tersisa
Suku Talang Mamak, hidup tersebar di sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh, bergantung kepada sumber daya hutan. Namun hutan sekeliling mereka makin menyusut, antara lain dengan kehadiran beberapa perusahaan hutan tanaman industri dan sawit, yang berdampak pada kelangsungan hidup mereka.
Kopi Kerinci terancam perubahan iklim
Produksi kopi arabika di Kerinci, Jambi, turun karena musim kemarau yang panjang. Serangan hama penyakit semakin ganas. Dampak perubahan iklim tidak hanya dirasakan tapi juga mengancam kopi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, negara penghasil kopi keempat terbesar di dunia.
Konservasi dan Mitigasi Bencana Lewat Kopi di Lereng Merapi
Sukiman Mochtar Pratomo, atau kang Sukiman sapaan akrabnya. Melalui tanaman kopi di lereng gunung Merapi ia bersama kelompok petani Ngudi ambil peran melakukan mitigasi perubahan iklim dan bencana.
Tengger dan Perubahan Iklim: Upaya di Kemelut Cuaca Yang Semakin Tak Bersahabat
Masyarakat petani Pegunungan Tengger menerapkan solusi alami yang tidak merusak lingkungan dalam menghadapi dampak buruk ketidak pastian cuaca, serta untuk melestarikan mata pencaharian pokok mereka sedari dulu, yaitu pertanian.
Tengger dan perubahan iklim: Di tungku panjang itu, sesaji dihidangkan
Seperti dibanyak tempat lainnya, Masyarakat Tengger terlena oleh modernisasi dan kenyamanan yang menyertainya, dan karenanya mulai meninggalkan nilai nilai adat dan kearifan lama, yang telah ratusan tahun mampu menjaga keberlangsungan bumi, air dan udara dengan baik.