Empat kampung lokal di Distrik Tabonji, Papua, membuka lahan pertanian untuk ditanami padi. Keempat kampung tersebut adalah Bamol, Yeraha, Suam Satu, dan Suam Dua. Kerja keras mereka beberapa bulan terakhir menghasilkan panen yang sangat memuaskan. Kini, masyarakat Distrik Tabonji tidak mengharapkan lagi bantuan beras miskin atau raskin. [Baca selengkapnya di Tabloid Jubi]
Category: Papua
Indonesia Butuh Peta Akurasi Tinggi untuk Gambut
Untuk melindungi keutuhan gambut yang potensial sebagai penyimpan karbon, Indonesia menyiapkan peta gambut akurasi tinggi. Peta tersebut nantinya menjadi acuan utama, sehingga tidak ada tumpang tindih pengelolaan lahan dengan kawasan gambut. Saat ini, menurut Koordinator Kluster Gambut dan Pemetaan Lahan Gambut dari Indonesia Climate Change Center (ICCC) Eli Nur Nirmala Sari, data luasan gambut yang […]
Penanaman 1000 Mangrove di Pesisir Aceh
Penanaman seribu pohon mangrove dilakukan di Desa Alue Deah Teungoh, Kecamatan Meuraxa, Aceh, dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia kemarin (5/6). Kegiatan diinisiasi oleh lembaga masyarakat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia-WALHI dengan melibatkan partisipasi masyarakat, siswa, mahasiswa dan komunitas lingkungan di Banda Aceh. Kegiatan ini dilakukan mengingat tingginya tingkat kerusakan ekosistem mangrove di pesisir Aceh. […]
Jakarta Post: Gambut Butuh Perlindungan Lebih
Aktivis lingkungan memperingatkan pemerintah agar lebih berhati-hati dalam mengubah lahan gambut menjadi kawasan perkebunan sawit, sebab dalam jangka panjang merugikan.
KLH Siapkan Sertifikasi Karbon untuk Mangrove
Meski banyak penelitian telah menunjukkan bahwa mangrove memberi sumbangan potensial terhadap pengurangan emisi karbon, Indonesia belum sepenuhnya siap melakukan sertifikasi karbon. Masalahnya, program mangrove yang ada saat ini belum memiliki kesatuan penghitungan. Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Pesisir dan Laut Kementrian Lingkungan Hidup Nursiwan Taqim menyebutkan, tiga tahun terakhir program sertifikasi mangrove yang dikenal dengan […]
Penguatan Masyarakat Pesisir Lemito untuk Konservasi Laut
Dulu, kerusakan lingkungan pesisir laut di Desa Lemito, Kecamatan Lemito, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo memprihatinkan. Disana marak juga kegiatan penangkapan ikan yang merusak lingkungan. Kini, akan dikembangkan program Indonesia Coral Reef Action Network disana yang memiliki komponen penguatan kelompok sumber daya masyarakat pelestari pesisir dan peningkatan ekonomi produktif melalui budidaya rumput laut. [Baca selengkapnya di Degorontalo]
Membangun Desa dengan Energi Alternatif
Desa Harapan Jaya di Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, mengembangkan energi alternatif berupa biogas. Energi alternatif biogas itu dihasilkan dari kotoran sapi dan dapat meningkatkan perekonomian, pemanfaatan limbah, dan melatih masyarakat desa untuk hidup ramah lingkungan. [Baca selengkapnya di Gurindam12]
Sydney Morning Herald: Dibalik Janji Konservasi PaperOne, Deforestasi Sumatera Jalan Terus
Dalam situs webnya, PaperOne menampilkan foto hutan tropis dan pernyataan bahwa perusahaan kertas tersebut “ikut melindungi nilai-nilai konservasi”. Namun kenyataannya di Sumatera, gergaji listrik dan ekskavator terus bekerja membabat hutan tropis yang tumbuh di atas kawasan gambut untuk menyuplai pabrik bubur kertas perusahaan tersebut.
Malang Kehilangan 75% Terumbu Karang
Sekira 75% terumbu karang di Malang, Jawa Timur mengalami eksploitasi berlebihan dan pemboman oleh nelayan setempat. Terumbu karang yang berhasil disita aparat rencananya akan dijual kepada pedagang grosir di Bali. “Kami telah menangkap para pencuri karang, dan diajukan ke meja pengadilan,” kata Agung Revolusi Cahyanto, Kepala Divisi Sumber Daya Kelautan dan Pesisir Malang pada Minggu […]
Ikan Pora-Pora Di Ambang Kepunahan
Ikan Pora-Pora, jenis ikan endemik yang terdapat di Danau Toba, Sumatera Utara saat ini berada di ambang kepunahan akibat eksploitasi besar-besaran. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), M. Dani menyatakan meningkatnya ancaman akan punahnya ikan ini bertambah karena nelayan tidak ada aturan dan batasan ukuran ikan yang boleh ditangkap. [Baca selengkapnya di Tempo]