Jakarta, Ekuatorial — Riset terbaru oleh Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Amerika Serikat menemukan bahwa emas tidak banyak ditemukan di jagat raya, dan tak semua planet memilikinya.

Berbeda dengan elemen lain, misalnya karbon atau besi, emas tidak dapat dibentuk di dalam bintang. Emas harus lahir melalui cara yang lebih dahsyat yang dikenal sebagai semburan singkat sinar gamma.

Penelitian ini berawal dari sebuah riset bulan lalu yang mengidentifikasi sebuah ledakan sinar gamma pendek. Peristiwa yang dikenal sebagai GRB 130603B itu terjadi pada jarak 3,9 miliar tahun cahaya dari Bumi. Menurut catatan, jarak ledakan itu merupakan yang terdekat dengan Bumi. Ledakan itu menyemburkan partikel-partikel dengan kecepatan tinggi ke benda-benda langit yang berada di sekitarnya, termasuk ke Bumi.

Fenomena semburan ini menunjukkan bahwa emas dihasilkan dari tabrakan dua bintang neutron, inti bintang yang telah mati yang sebelumnya meledak sebagai supernova. “Jumlah emas yang dihasilkan selama penggabungan dua bintang neutron mungkin sebesar sepuluh kali massa bulan,” kata pemimpin peneliti, Edo Berger, seperti dilansir dalam Harian Tempo, Selasa (23/7).

Berger dan timnya menghitung bahwa sekitar seperseratus dari massa matahari dikeluarkan oleh semburan sinar gamma, yang beberapa di antaranya adalah emas. Menurut dia, semua emas yang ada di jagat raya ini berasal dari semburan sinar gamma.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.