Jakarta, Ekuatorial – Tim peneliti dari Universitas Maastricht berhasil menciptakan daging hamburger dengan teknik kultur jaringan sel induk tulang sapi. Seekor sapi akan mampu menyediakan 175 juta hamburger tanpa menyembelihnya. Bagaimana rasanya?

“Kurang garam dan merica,” kata pakar gizi Hanni Ruetzler sukarelawan yang mencoba hamburger buatan laboratorium itu di hadapan para jurnalis. Sukarelawan lain yang seorang jurnalis asal Amerika Serikat, John Schonwald, juga punya pendapat menarik. “Sulit mengatakan rasanya tanpa kehadiran kecap, bawang, dan jalapeno,”katanya. Kedua sukarelawan itu memang memutuskan memakan daging hamburger saja, agar penilaian mereka tidak bias karena adanya rasa dari campuran bumbu atau makanan lainnya.

Ketua tim peneliti Mark Post kepada para wartawan mengatakan bahwa daging hamburger sintesis itu telah dikembangkan di Universitas Maastricht, Belanda, selama lima tahun dengan harapan mampu menyediakan daging untuk kebutuhan dunia dan mengurangi dampak perubahan iklim. Salah satu gas rumah kaca yang dihasilkan dari peternakan adalah metana. Data Methane Global Initiative tahun 2010 menunjukkan, total emisi global gas metana mencapai 6,875 juta ton setara CO2 (MMTCO2E) dan 4% dihasilkan dari peternakan. Tentu saja, harapan itu tidak akan terwujud dalam waktu dekat, karena untuk memproduksinya secara massal di seluruh dunia setidaknya dibutuhkan waktu 10 tahun.

Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memperkirakan kebutuhan daging naik dua kali lipat pada tahun 2050, karena saat itu banyak penduduk di negara berkembang telah mampu membeli dan meningkatkan konsumsi daging mereka. Peningkatan konsumsi daging ini diperkirakan menghabiskan 70 % lahan pertanian produktif yang akan berubah menjadi peternakan, atau ladang penggembalaan yang ditanami pakan ternak.

Setelah dipelihara dan diberi makan selama 18 bulan, daging dari satu ekor sapi rata-rata bisa menghasilkan 400 hamburger. Namun, dengan sel induk dari satu sapi saja dapat dihasilkan 175 juta daging hamburger, belum terhitung volume emisi gas metana yang bisa ditekan dan mengurangi laju perubahan iklim global.

Untuk membuat 5 ons atau sekitar 100 gram gumpalan daging hamburger padat yang telah dicicipi para sukarelawan di depan jurnalis di London pada hari Minggu (4/8) itu, maka dibutuhkan 20 ribu untaian protein yang dibiakkan dalam cawan petri. Daging yang dihasilkan lalu diberi warna dengan bit dan kunyit, karena warna asli daging sapi yang kemerah-merahan yang berasal dari protesion myoglobin ternyata tidak muncul di laboratorium. Setelah diwarnai, daging ini digoreng dengan mentega. Tiga orang pencicip lalu diberi kesempatan mencoba di depan sekitar 200 wartawan dan ilmuwan.

Saat ditanya tentang peluang pemasaran daging sintesis ini ke seluruh dunia, Isha Datar,Direktur New Harvest punya opini menarik. “Daging ini masih sangat eksklusif dan tidak akan Anda temui dalam menu Happy Meals (salah satu menu di restoran cepat saji McDonald-red), sebelum seorang yang sangat kaya atau orang terkenal memakannya.” New Harvest dikenal sebagai lembaga nirlaba yang mempromosikan daging alternatif.

Proyek ini ternyata didanai oleh salah satu pendiri Google yaitu Sergey Brin, yang memberikan dana hibah US$ 330 ribu, dan membuat hamburger buatan Masstricht ini dijulukui yang termahal di dunia. Brin mengaku menaruh perhatian terhadap isu-isu kesejahteraan hewan. “Kita telah mencoba untuk menciptakan hamburger pertama melalui mengembangkan kultur di laboratorium, dan saya percaya langkah ini bisa menjadi besar,”katanya dalam pesan video ke seluruh dunia. Pandangan Brin didukung oleh PETA, sebuah organisasi nirlaba hak-hak binatang. “Kami mendukung, selama tidak ada sapi, ayam atau babi yang dipotong untuk makanan kita,”katanya pendiri PETA Ingrid Newkirk.

Teknik yang sama dengan pembuatan daging itu, saat ini sedang dikembangkan di Tufts University School of Dental Medicine di Boston, Amerika Serikat, untuk menciptakan kulit buatan.

IGG Maha Adi (AP, csmonitor.com)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.