Jakarta, Ekuatorial — Gunung Lokon yang terletak di kota Tomohon, Sulawesi Utara kembali menunjukkan aktivitasnya, sebanyak 13 kali letusan dilontarkan bersama debu dan asap hitam yang mencapai ketinggian 2.500 meter dari puncak kawah Tompaluan, Selasa, (10/9). Letusan pertama terjadi pada pukul 06.45 dan disusul letusan kedua, satu jam kemudian. Letusan baru berakhir pada pukul 12.39. Debu dan asap hitam bergerak ke arah wilayah Malalayang dan Tanah Wangko, Minahasa dan mengakibatkan warga panik.

Walikota Tomohon Jemmy Eman meminta warga supaya waspada terhadap letusan beruntun yang terjadi selama dua hari. Warga juga dilarang untuk mendekat sampai radius 2,5 kilometer dari kaki gunung Lokon. Aktivitas warga di kaki gunung yang biasanya berkebun sayur terpaksa berhenti. Sejumlah petugas tampak berjaga di kaki gunung, seperti Kinilow dan Tinoor.

Salah seorang warga mengatakan, asap hitam membumbung dan membentuk cendawan raksasa tampak terlihat jelas dari kota Manado.

Pada 1951, gunung Lokon meletus untuk pertama kali lalu pada 1991 gunung ini juga meletus dimana, ribuan warga dari Desa Kakaskasen I, Kakaskasen II, Kinilow, dan Tinoor terpaksa diungsikan ke daerah yang lebih aman. Banyak rumah warga hancur karena dihantam batu dan debu setebal 15 cm hingga 20 cm. Seorang wisatawan asal Swiss Vivian Clavel hilang dan dipastikan tewas tertimbun lahar dingin. Kerugian materi diperkirakan sebesar 1 miliar.wisatawan asal Swiss Vivian Clavel hilang dan dipastikan tewas

Pada 2011, gunung Lokon kembali meletus. Ribuan warga dari Desa Kaskasen, Kinilow, dan Tinoor diungsikan de daerah yang lebih aman. Lontaran material, pasir, dan debu mencapai setinggi 1.500 meter.  Dua warga meninggal akibat secara tidak langsung.  (Wishnu)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.