Sorong, Ekuatorial – Minimnya ketersediaan peta hutan secara digital, mendorong Fauna Flora International (FFI) sejak 21 Januari 2015 lalu melaksanakan pelatihan dasar untuk memetakan wilayah cakupan hutan secara digital. Pelatihan ini juga melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dan perwakilan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah I Raja Ampat, Papua.

“Pemetaan digital ini akan berguna tidak saja bagi LSM tapi juga bagi semua pihak termasuk masyarakat, sebab nantinya keberadaan peta digital ini mampu mengungkapkan dan memantau berbagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam satu kawasan hutan,” ujar Fitria Indrawaty, Program Coordinator FFI Raja Ampat, Kamis (22/1).

Lebih jauh, Fitria menyampaikan bahwa pemetaan digital nantinya akan sangat membantu dalam melakukan pengambilan data di lapangan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam peruntukkan kawasan hutan.

Pelatihan yang dilaksanakan di Sorong ini rupanya mendapat tanggapan positif dari BKSDA Wilayah I Raja Ampat yang belum memiliki peta wilayah per kawasan hutan. “ Peta wilayah secara keseluruhan memang ada di kantor, tapi peta per kawasan belum ada, apalagi secara digital”, kata Jeffry Tibalia dari BKSDA wilayah I Raja Ampat.

“Selama ini memang bila memerlukan peta per kawasan hutan harus ke balai, tapi pelatihan ini akan sangat membantu mewujudkannya secara digital”, ungkap Jeffry.

Menurut rencana pelatihan dasar pemetaan hutan secara digital ini akan di laksanakan hingga Senin, 26 Januari 2015. NIken Proboretno

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.