Solo, Ekuatorial – Sekitar 25 hektar kawasan puncak Gunung Merbabu terbakar. Lokasi tepatnya di lereng barat, wilayah Dukuh Bentrokan dan Denokan, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. “Sampai saat ini masih terbakar,” ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (21/8) pagi.

Balai Taman Nasional Gunung Merbabu telah menutup jalur pendakian ke puncak akibat peristiwa kebakaran tersebut. Penutupan dilakukan dari semua jalur, antara lain Pos Selo Boyolali, Pos Kopeng Kabupaten Semarang, Pos Tingkir Takelan Salatiga, dan Pos Keteb Magelang mulai Kamis (20/8).

“Penutupan jalur pendakian ke Merbabu hingga kondisi api di kawasan hutan lereng gunung benar-benar padam,” kata Koordinator Perlindungan dan Pengamanan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Kurnia Adi Wirawan.

Selain Gunung Merbabu, kebakaran juga terjadi di lereng Gunung Lawu yaitu di kawasan Hutan Mrutu, sebelah selatan Pos Cemoro Kandang, Desa Gondosuli, Tawangmang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Kebakaran terjadi sejak Kamis siang (20/8). Sampai hari ini, api belum padam. “Titik api mulai terlihat sejak siang hari tadi. Sampai saat ini, api semakin membesar,” jelas anggota SAR Karanganyar, Maryono. Menurutnya, sumber api belum diketahui. Namun, sehari-hari kawasan hutan tersebut merupakan tempat warga menanam rumput gajah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Ekuatorial, selama musim kemarau ini sejumlah lereng pegunungan terbakar. Selain Merbabu dan Lawu, kebakaran juga sempat melalap kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Dalam dua bulan terakhir, sudah terjadi lima kali kebakaran, yang terakhir pada 18 Agustus 2015, pukul 10.00. Api melalap lahan seluas 2,2 hektar di Blok Tempel, Desa Ngargosuko, Kecamatan Srumbung, Magelang.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Edy Sutiarso, menyebutkan bahwa api membakar pinus dan semak belukar. Wilayah yang terbakar merupakan lahan kering yang pernah terbakar saat erupsi 2010. Banyak dahan dan pepohonan di kawasan tersebut amat kering, sehingga mudah memicu api saat terjadi gesekan. Bramantyo

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.