Pasangan Calon Presiden (Capres)/Calon Wakil Presiden (Cawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berjanji melakukan perubahan dalam penanganan masalah lingkungan hidup, khususnya mitigasi perubahan iklim, di Indonesia.

Hal ini mereka lakukan karena ancaman perubahan iklim terjadi tak lepas dari belum maksimalnya penanganan berbasis lingkungan di Tanah Air.

Demikian disampaikan anggota tim sukses Anies-Muhaimin, Irfan Pulungan, saat hadir mewakili pasangan tersebut di “Forum Gagasan dan Komitmen Kepemimpinan Indonesia Hijau” yang diadakan Green Press Community di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Kamis (9/11).

Irfan menegaskan bahwa komitmen pasangan capres/cawapres itu dalam penanganan lingkungan tak perlu diragukan lagi. Dia mencontohkan, saat Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 26 persen pada 2020. Bahkan disebut melampaui target penurunan 30 persen di 2030.

“Capaian tersebut diperoleh melalui  prinsip yang selama ini diterapkan. Khususnya menyelesaikan perubahan iklim dari akar masalahnya,” kata Irfan, yang menyatakan diutus untuk mewakili Anies dalam forum tersebut.

Dia menuturkan, Anies juga  menekankan pentingnya kolaborasi untuk menghadapi perubahan iklim. Saat menjabat Gubernur DKI, Anies telah berkolaborasi dengan berbagai organisasi, pemangku kepentingan, dan mengajak warga kota terlibat memitigasi perubahan iklim.

“Lalu, pengambilan kebijakan harus selalu berdasarkan pada data dan ilmu pengetahuan,” jelas Irfan yang memakai baju kemeja hitam ini.

Salah satu langkah Anies saat menjadi Gubernur DKI lalu adalah menerbitkan Peraturan Gubernur No 90/2021 tentang rencana pembangunan rendah karbon di Jakarta. Di dalamnya ada aturan reduksi Greenhouse Gases (GHG) emissions, atau efek gas rumah kaca, sebesar 30 persen pada 2030. Lalu, lanjut Irfan, menyiapkan pendanaan yang seimbang untuk aksi mitigasi dan adaptasi iklim.

Harus menutup knowledge gap antara pemerintah pusat dan di bawahnya … dalam mencari solusi krisis iklim saat ini

Irfan Pulungan, anggota Tim Sukses Anies-Muhaimin

Dalam menyusun visi misi, kata Irfan, Anies juga meminta masukan dari para ahlinya, termasuk belajar dari kota atau negara lain yang juga menghadapi masalah serupa.

“Pak Anies fokus pada kemauan politik untuk mengimplementasikan kebijakan menjadi aksi dan mengalokasikannya dalam anggaran,” katanya.

Irfan meyakini akan pentingnya kegiatan untuk mengendalikan dampak iklim. Sehingga Indonesia dapat berkontribusi terhadap pengendalian dampak iklim secara internasional. 

“Harus menutup knowledge gap antara pemerintah pusat dan di bawahya, yang kita butuhkan dalam mencari solusi krisis iklim saat ini. Jadi, kita membutuhkan solusi ini berpihak ke masyarakat,” tutup Irfan.

Dalam visi misinya, Anies menyebut fokus pada penguatan tata kelola lingkungan hidup, pemanfaatan energi baru terbarukan, dan ekonomi hijau. Kemudian penanganan polusi udara, air, dan sampah serta adaptasi dan mitigasi dampak krisis iklim.

Selanjutnya adalah membangun kota dan desa berbasis kawasan yang manusiawi, berkeadilan dan saling memajukan.

Green Press Community merupakan ajang perdana yang diorganisasi oleh Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (The Society of Indonesian Environmental Journalists/SIEJ) guna menghimpun ide dan memantik gerakan bersama untuk melestarikan lingkungan hidup di Indonesia.

Berlangsung sejak Rabu (8/11), GPC menghadirkan berbagai learning session, talk show, dan konferensi yang melibatkan ratusan peserta dari berbagai kalangan, termasuk pers, organisasi non-pemerintah, dan mahasiswa.

Pihak penyelenggara, SIEJ, sejatinya sudah mengundang dua pasangan capres-cawapres lainnya, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Namun, keduanya tidak hadir dan tidak mengirimkan perwakilannya ke forum Green Press Community.

About the writer

Sandy Pramuji

After graduating from Padjadjaran University, Sandy has been active in journalism. Starting as a repoter at The National News Agency (LKBN) Antara in 2003, he then helped developing an English language...

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.