Tiga pasangan capres di Pilpres 2024 dipandang belum menunjukkan komitmen kuat dalam penanganan krisis iklim dan transisi energi di Indonesia.

Baru-baru ini pada bulan November, orang muda di berbagai kota di Indonesia menggelar aksi ‘Power Up’ untuk mendesak calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 mendeklarasikan komitmen yang kuat dalam penanganan krisis iklim dan transisi energi.

Diketahui, ada tiga pasangan capres pada pilpres 2024. Mereka terdiri dari pasangan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang diusulkan oleh Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB, Partai Keadilan Sejahtera atau PKS.

Pasangan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang diusung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garda Republik Indonesia.

Pasangan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang didukung PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

“Komitmen masing-masing capres masih belum serius dalam penanganan krisis iklim,” kata Koordinator Climate Rangers Jakarta Ginanjar Ariyasuta, dalam aksi Power Up, dikutip dari laman resmi 350.org, diakses Minggu, 26 November 2023.

Menurutnya, orang-orang muda di berbagai kota di Indonesia kini menanti komitmen yang kuat dalam penanganan krisis iklim dan transisi energi.

Di Indonesia, aksi ‘Power Up’ digelar di 20 kota di seluruh penjuru Indonesia. “Aliansi ‘Power Up Indonesia’ didukung oleh 62 organisasi masyarakat sipil dan komunitas orang muda di Indonesia,” jelasnya.

‘Power Up’ adalah aksi orang-orang muda yang digelar serentak di seluruh penjuru dunia. Aksi itu mendesak pemerintah serius melakukan transisi energi 100% terbarukan secara adil.

Di Indonesia, aksi ‘Power Up’ bertepatan dengan perhelatan politik pemilihan anggota legislatif dan presiden. Sehingga, orang-orang muda di berbagai kota di Indonesia menggelar aksi ‘Power Up’ untuk mendesak komitmen serius capres 2024 terkait penanganan krisis iklim dan transisi energi.

Aksi ‘Power Up’ untuk mendesak pasangan calon presiden di Pilpres 2024 berkomitmen pada penanganan krisis iklim dan transisi energi. (Foto: 350.org)
Aksi ‘Power Up’ untuk mendesak pasangan calon presiden di Pilpres 2024 berkomitmen pada penanganan krisis iklim dan transisi energi. (Foto: 350.org)

Menurut Feby dari Ranita UIN Jakarta, meskipun dalam visi dan misi masing-masing capres sudah memasukkan isu krisis iklim dan transisi energi, namun mereka masih dikelilingi orang-orang yang terkait industri fosil.

“Lingkaran para capres yang masih diisi oleh orang-orang yang terkait industri fosil membuat orang muda meragukan komitmen penanganan krisis iklim dalam visi dan misi mereka,” ujarnya.

“Gerakan ‘Power Up’ ini mendesak komitmen serius mereka bukan hanya lip service, tapi perlu dibuktikan tidak menjadikan orang-orang yang terkait industri fosil sebagai tim pemenangan nasional,” lanjut Feby.

Taffu sebagai Koordinator Bidang Sosial Politik BEM UI menambahkan, salah satu wujud komitmen serius terhadap penanganan krisis iklim itu. Para capres juga harus menolak sumbangan dana kampanye dari individu atau perusahaan yang terkait energi fosil. “Komitmennya dalam krisis iklim dan transisi energi berkeadilan dipertanyakan jika masih menerima pendanaan dari sektor energi fosil” tegas Taffu.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.