Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka meluncurkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK/badge) terbaru yang menunjukkan kepedulian mereka terhadap kelestarian alam. Berkolaborasi dengan Yayasan EcoNusa, Kwarnas memperkenalkan TKK mangrove challenge bagi anggota Pramuka pada tingkat Siaga, Penggalang, Penegak, hingga Pandega.

TKK mangrove tersebut diperkenalkan dalam Workshop Modul Belajar Mangrove yang diselenggarakan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jawa Barat, Selasa (14/11/2023). Dalam kepramukaan, TKK diberikan kepada anggota pramuka sebagai bentuk apresiasi atas kemampuan mereka dalam suatu bidang tertentu.

“Workshop Modul Belajar Mangrove ini merupakan salah satu cara dalam pendidikan dan pembinaan Gerakan Pramuka terkait upaya pembentukan generasi muda yang peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup,” kata Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Budi Waseso, saat membuka kegiatan tersebut.

Budi menyampaikan, hutan mangrove dapat mencegah dan mengurangi pemanasan global. Jika hutan mangrove hilang, pemanasan global berpotensi meningkat. “Dengan adanya hutan mangrove, niscaya manusia dapat memiliki kehidupan yang lebih aman, nyaman, dan sejahtera,” ujarnya.

Berdasarkan Peta Mangrove Nasional yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2021, total luas ekosistem mangrove Indonesia mencapai 3,4 juta hektare, atau 20,37% dari total luas lahan mangrove di seluruh dunia.

Baru-baru ini, hasil penelitian Bank Dunia menemukan bahwa mangrove di Indonesia bernilai rata-rata US$15.000 hingga US$50.000 (Rp232,8 juta-Rp775,2 juta) per hektare. Namun, ekosistem mangrove Indonesia semakin tergerus oleh alih fungsi lahan. Data Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mencatat ada sekitar 931 ribu ha hutan mangrove yang perlu direhabilitasi.

Oleh karena itu Kwarnas Gerakan Pramuka meluncurkan mangrove badge challenge sebagai bagian dari upaya untuk ikut melestarikan lingkungan hidup, yang menjadi tujuan Gerakan Pramuka.

Menurut Budi, baik dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka maupun di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, pelestarian lingkungan hidup dinilai sangat penting.

Sebagai awal, Kwartir Cabang dan Kwartir Daerah di DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Tangerang Kota, Bekasi, Depok, dan Provinsi Maluku ditugasi untuk uji coba mangrove badge challenge. Setelah masa uji coba, mangrove badge challenge akan diimplementasikan di seluruh Indonesia pada 2024-2025 oleh lebih dari 25 juta anggota Pramuka.

Selanjutnya, Kwarnas Gerakan Pramuka berencana mengajukan badge mangrove tersebut ke tingkat dunia melalui beberapa tahap pada 2025 hingga 2028. Jika semua berjalan lancar, badge ini akan menjadi badge pertama yang diusulkan oleh Pramuka Indonesia ke Asia-Pacific Scout Region, World Organization of the Scout Movement.

Menyerap gas rumah kaca

Pada kesempatan itu, CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar, mengatakan mangrove badge challenge merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) antara Yayasan EcoNusa dengan Kwarnas Gerakan Pramuka pada 2022.

Mangrove Indonesia, menurut Bustar, mampu menyimpan 3,14 miliar ton karbon dioksida atau sepertiga dari stok karbon pesisir dunia, sehingga berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim global.

“Hutan mangrove memiliki kemampuan tiga kali lebih besar dalam menyerap gas rumah kaca dibanding hutan tropis. Mangrove juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir. Masyarakat bisa menangkap ikan, kepiting, hingga kerang dari ekosistem tersebut,” jelas Bustar.

Dia berharap mangrove badge challenge ini bisa menjadi wadah anggota Pramuka untuk melakukan aksi besar menjaga kelestarian lingkungan.

“Ini sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka agar setiap anggotanya menjadi manusia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, juga sejalan dengan misi Yayasan EcoNusa dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan,” kata Bustar.


Baca juga:

About the writer

Sandy Pramuji

After graduating from Padjadjaran University, Sandy has been active in journalism. Starting as a repoter at The National News Agency (LKBN) Antara in 2003, he then helped developing an English language...

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.