Belajar bagaimana sampah menjadi berkah. Sambutlah penggunaan pupuk organik cair di Kampung Rawa Badak, Jakarta Selatan.

Sampah menjadi berkah. Itu yang diharapkan oleh Universitas Indonesia (UI) bersama masyarakat di daerah Rawa Badak, Jakarta Selatan. Kerja sama yang dilakukan oleh kedua belah pihak adalah dalam mengatasi persoalan sampah organik khususnya limbah rumah tangga.

Untuk skala Indonesia, sampah organik ini menyumbang 41,27 persen dari 68,7 juta ton sampah yang diproduksi setiap tahun. Kurang lebih 38,28 persen dari sampah organik tersebut berasal dari rumah tangga.

Salah satu upaya untuk mengurangi limbah organik itu adalah dengan mendaur ulang menjadi Pupuk Organik Cair (POC). Akan tetapi, POC kerap menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak cocok diaplikasikan untuk semua jenis tanaman.

Kendala tersebut turut dirasakan warga penggerak Bank Sampah Jambu Muda, Kampung Rawa Badak, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Guna menjawab permasalahan tersebut, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) bersama Jambu Muda melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) berupa pendampingan daur ulang limbah organik rumah tangga menjadi pupuk tanaman alami kepada para anggota komunitas bank sampah tersebut.

Tim pengabdi UI melakukan serangkaian tahapan untuk menciptakan formulasi Pupuk Organik Cair terbaik.

“Produk POC hasil produksi Bank Sampah Jambu Muda itu kami ambil sampelnya untuk kemudian kami analisis kandungan unsur hara makro dan mikronya. Penentuan kadar unsur-unsur hara tersebut berpengaruh besar pada kualitas pupuk cair organik yang dihasilkan,” Ketua tim pengabdi, Aminah, diakses dari laman UI, Rabu, 13 Desember 2023.

Analisis sampel Pupuk Organik Cair dilakukan guna mendapatkan hasil pengukuran yang tepat pada kadar unsur hara makro POC, yaitu nitrogen, karbon organik, dan pospor. Unsur hara mikro juga dianalisis, di antaranya kalium, magnesium, ferro/besi, mangan, dan molibdenum. Dengan demikian, dapat diciptakan POC dengan kadar yang tepat sehingga efektif untuk diaplikasikan di wilayah pengabdian.

Hasil analisis tersebut kemudian disosialisasikan kepada para peserta di Departemen Kimia, FMIPA, Kampus UI, Depok. Lebih lanjut, diselenggarakan pula penyuluhan tentang limbah hingga cara pengolahannya. Penyuluhan diberikan oleh para pengajar FMIPA UI yang merupakan anggota tim pengabdi, yaitu Rika Tri Yuniarti dan Antonius Herry Cahyana. Kegiatan sosialisasi ini bekerja sama dengan tim penyuluh dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

pupuk organik cair
Universitas Indonesia berkolaborasi dengan masyarakat mengaplikasikan pupuk organik cair. (Foto: UI)

Aplikasi pupuk organik cair

Ketua Departemen Kimia FMIPA UI Asep Saefumillah membuka secara resmi kegiatan sosialisasi tersebut.

“Institusi pendidikan sejatinya harus menjadi solusi bagi permasalahan masyarakat. Hal ini yang sedang dilakukan Departemen Kimia melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat FMIPA UI tahun 2023. Kegiatan pendampingan proses daur ulang limbah organik ini merupakan upaya Departemen Kimia dalam mendukung aktivitas pertanian lokal yang berkelanjutan,” kata Asep.

Setelah kegiatan sosialisasi, tim pengabdi melakukan demo pengaplikasian hasil uji coba POC Bank Sampah Jambu Muda di Laboratorium Parangtopo, FMIPA UI, Kampus UI, Depok. Tim pengabdi melakukan berbagai pengenceran POC menggunakan air dengan berbagai perbandingan. POC dengan berbagai pengenceran tersebut disiramkan pada bibit cabai dan tomat selama 15 hari.

Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa pengenceran dengan perbandingan antara pupuk cair dan air sebanyak 1:50 menghasilkan pertumbuhan yang paling optimal.

Sementara itu, untuk menghilangkan bau tak sedap dari produk POC, tim pengabdi UI menciptakan metode baru hasil percobaan, yaitu mengganti bioaktivator dan memodifikasi bak komposter yang digunakan sebelumnya.

Metode tersebut sudah disosialisasikan kepada anggota Bank Sampah Jambu Muda. Para peserta juga dibekali dengan pamflet modul agar bisa dipelajari lagi di kemudian hari. Para peserta program pengmas juga berkesempatan menyaksikan demo pengolahan pupuk menjadi gas metan, pupuk padat, dan POC, serta melihat tanaman hasil percobaan. Lokasi kegiatan demo, yaitu Laboratorium Parangtopo FMIPA UI, merupakan Laboratorium Waste to Energy yang berfungsi sebagai laboratorium percontohan dalam penerapan teknologi daur ulang limbah organik.

Laboratorium ini menjadi tempat dilakukannya pengolahan limbah organik menjadi pupuk kompos, POC, hingga energi gas metana melalui tabung biodigester. Misan, Ketua Tim Penggerak Bank Sampah Jambu Muda mengapresiasi penuh program pengmas UI ini.

“Saya sangat senang dapat diundang ke Kampus UI dan mendapat penyuluhan sekaligus solusi bagi permasalahan warga kami. Ke depannya, saya lebih percaya diri untuk membagikan ilmu yang didapat dalam kegiatan ini kepada warga lain agar makin banyak yang bisa berpartisipasi,” ujar Misan.

Di akhir kegiatan yang berlangsung pada 11 November 2023 ini, tim pengabdi membagikan pupuk kompos, kit komposter, dan bahan-bahan pembuatan POC kepada para peserta. Tim pengabdi UI berharap kegiatan pendampingan ini bisa berkelanjutan. Selain bermanfaat bagi pertanian lokal, tim pengabdi menilai penggunaan pupuk organik cair juga berdampak positif pada ekosistem lokal.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.