Universitas Muhammadiyah Kupang melepas 10 mahasiswa guna mengikuti Program PMM 2023, berbekal Modul Nusantara. Mereka berada di luar kampus di berbagai daerah Nusantara.

Universitas Muhammadiyah Kupang melepas 10 mahasiswa guna mengikuti Program PMM 2023, berbekal Modul Nusantara. Mereka berada di luar kampus di berbagai daerah Nusantara.
Pengabdian masyarakat Universitas Muhammadiyah Kupang. (Foto: Universitas Muhammadiyah Kupang)

Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) Zainur Wula melepas 10 (sepuluh) mahasiswa guna mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Tahun 2023.  Mahasiswa UMK akan belajar di luar kampus ke berbagai daerah yang tersebar di seluruh Nusantara, yakni Sidoarjo, Malang, Yogyakarta, Jakarta, Lampung, Sorong, dan Aceh. Mereka berbekal Modul Nusantara.

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang berlangsung di ruang Senat Universitas Muhammadiyah Kupang, Rabu (06/09/2023) itu sebagai salah satu kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.

Program ini berlandaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2014, tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.  Program PMM memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat mengikuti perkuliahan selama 1 (satu) semester di Kampus Penerima.

Mahasiswa memilih mata kuliah di Program Studi untuk menambah pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai yang diminati oleh mahasiswa. Program PMM juga didesain dalam bentuk kegiatan Modul Nusantara.

Dengan desain Modul Nusantara, mahasiswa melakukan studi tour mengenai sejarah, adat istiadat, kondisi sosial dan kebudayaan di daerah kampus tujuan. 

“Oleh karena itu, ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, cinta tanah air, serta memiliki pemahaman tentang kebinekaan dan toleransi,” demikian dikutip dari laman resmi, Senin, 12 Januari 2024 .

Mahasiswa akan memiliki pemahaman yang luas tentang keragaman budaya, adat istiadat, suku bangsa, bahasa dan berbagai potensi kekayaan sumber daya serta potensi lainya yang dimiliki oleh bangsa dan negara.

Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang Zainur Wula mengatakan, kemampuan beradaptasi harus diperhatikan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) sebab ada kultur akademik dan aturan kampus yang diikuti.

“Dan jadikan kesempatan belajar di luar kampus untuk menambah wawasan, pemahaman multikulturalisme dan keberagaman, menjalin relasi dan sikap toleransi dengan sesama anak bangsa, serta mahasiswa harus tekun belajar dan penuh tanggung jawab dalam mengikuti PMM, dan menjaga sikap dan perilaku (attitude) yang baik,” kata Rektor.

Program yang mengusung Modul Nusantara ini menjadi bagian dari peran mahasiswa dalam menjaga marwah dan nama baik Almamater Universitas Muhammadiyah kupang selama mengikuti Program PMM.

Program PMM Modul Nusantara memberikan dampak signifikan bagi peningkatan mutu lulusan Universitas Muhammadiyah Kupang, sehingga menambah kompetensi lulusan yang kompetitif dan membuka kesempatan yang semakin luas untuk terserap di Dunia Usaha dan Industri. 

Program PMM Modul Nusantara sekaligus menjadi bagian dari pemenuhan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi sesuai Standar Nasional (SN)-Dikti terkhusus Indikator Pengalaman Belajar (IPB) Mahasiswa di Luar Kampus.

Pengabdian masyarakat

Di lain kesempatan, selain Program PMM Modul Nusantara, sebelumnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) melakukan Studi lapangan dan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Kuanfatu Kecamatan. Koalin Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, Sabtu – Minggu, 9-10 November 2019.

Kegiatan ini di pimpin oleh Dekan Fisipol, Idris didampingi Ketua program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Rahmad Majid, sekertaris Program Studi Ilmu Kesejahteraan sosial Amri A. Arifin, sekertaris Program Studi Sosiologi Amir S. Kiwang, dan jajaran kampus lainnya.

Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dari program studi Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu politik Sebanyak 144 orang. Juga diserahkan bantuan berupa semen sebanyak 65 sak di peruntukan 1 unit masjid, 1 kapela, dan 1 gereja. Di samping itu juga diserahkan bantuan berupa pakaian layak pakai bagi masyarakat setempat.

“Kegiatan dilakukan untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa, karena mahasiswa sejati tidak sekedar belajar teori di ruang kuliah, tapi juga harus melakukan pendalam dengan melakukan studi di lapangan,” kata Dekan Fisipol Idris.

Idris menjelaskan dengan visi besar kampus UMK sebagai kampus multikultural, maka diharapkan kepekaan mahasiswa dalam merespon persoalan yang ada di masyarakat tanpa harus memandang suku, agama maupun ras.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.