Jelajah Pasar Jebres bertujuan meningkatkan kesadaran pentingnya mengurangi plastik sekali pakai dan meningkatkan pengetahuan pangan lokal.

Jelajah Pasar Jebres. (Gita Pratiwi)

Gita Pertiwi menggelar aksi nyata peduli lingkungan dengan mengadakan acara “Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik” di Pasar Jebres, Surakarta. Pasar tradisional memiliki peran sentral dalam kehidupan masyarakat lokal, menjadi pusat perputaran ekonomi sekaligus wadah bagi beragam kekayaan kuliner dan produk lokal.

Pasar Jebres sendiri dikenal sebagai salah satu pasar tradisional yang cukup besar di Surakarta, menawarkan berbagai macam kebutuhan sehari-hari, termasuk potensi besar untuk menemukan jajanan dan pangan lokal yang beragam.

Pasar Jebres kaya akan pilihan pangan lokal yang menjadi ciri khas Surakarta dan Jawa Tengah. Mulai dari sayuran segar hasil petani sekitar, buah-buahan musiman, hingga berbagai olahan makanan tradisional seperti tahu, tempe, dan tentu saja, serabi yang menjadi salah satu ikon kuliner Solo.

Selain itu, pasar ini juga menjadi surga bagi para pecinta jajanan tradisional, dengan berbagai pilihan seperti kue pukis, jenang, getuk, dan masih banyak lagi. Keberagaman pangan lokal ini menjadi daya tarik tersendiri dan sejalan dengan tujuan acara untuk menginternalisasi nilai pangan lokal di kalangan peserta.

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Jumat (21/3) ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan meningkatkan pengetahuan terkait pangan lokal, terutama di kalangan siswa dan guru sekolah ekologis. Acara yang diikuti oleh 19 peserta (terdiri dari 13 siswa perempuan, 6 siswa laki-laki).

Sebelum terjun langsung ke pasar, para peserta mendapatkan briefing mengenai tujuan dan tata cara kegiatan. Sebuah pemandangan positif terlihat ketika seluruh peserta telah membawa tas belanja guna ulang, menunjukkan kesadaran awal akan pentingnya mengurangi sampah plastik.

Dalam kegiatan belanja, peserta dibagi menjadi 4 kelompok (2 kelompok siswa dan 2 kelompok guru). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar peserta memilih untuk membeli sayuran dan makanan tradisional seperti tahu, tempe, dan serabi. Hal ini mengindikasikan adanya internalisasi nilai pangan lokal yang perlu dijaga. Namun, masih ditemukan satu kelompok siswa yang membeli kue pukis dengan kemasan plastik dan mika, menunjukkan bahwa ketergantungan pada jajanan berkemasan plastik masih menjadi tantangan.

Setelah berbelanja, acara dilanjutkan dengan diskusi bersama staf Gita Pertiwi, Ari Khrisna (pengurus Pasar Jebres), dan Pak Cokro sebagai Ketua Paguyuban Pasar Jebres. Diskusi ini menekankan pentingnya membiasakan anak-anak untuk berbelanja dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Para siswa dan guru pun menyambut baik ajakan ini dan berencana untuk mengimplementasikannya di sekolah masing-masing. Salah satu langkah konkret yang akan diambil adalah membiasakan pembelian jajanan di kantin menggunakan gelas, bukan plastik. Selain itu, muncul kesadaran untuk melakukan sosialisasi pengurangan jajan plastik di lingkungan sekolah.

“Di Pasar Jebres ini kami bersama Gita Pertiwi memiliki program pasar minim sampah. Selain mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di jajanan kuliner, juga melakukan penyelamatan sayur yang tidak laku dijual tetapi layak makan. Sayur-sayur itu dari pada menumpuk kita donasikan kepada panti,” ujar Ari, dikutip dari laman Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI).

Kegiatan dilanjutkan dengan forum sekolah ekologis yang membahas rencana program sekolah ekologis untuk tahun 2025. Setiap sekolah ekologis yang terlibat telah melakukan diskusi internal antara guru dan siswa, menghasilkan rencana program kerja yang beragam dan inovatif, di antaranya:

SMPN 3 Surakarta: Tindak lanjut sosialisasi kepada pedagang kantin untuk menyediakan wadah/alat makan guna ulang, sosialisasi bahaya sampah plastik bagi lingkungan kepada siswa, pembiasaan pilah sampah, optimalisasi tempat pilah sampah dan pengomposan, budidaya maggot, pembiasaan kebersihan kelas, mengurangi pembelian jajan kemasan plastik, dan perawatan aquaponik.

MI Muhammadiyah 1 PK: Penggunaan alat makan dan tumbler guna ulang, membuat rumah daun untuk kompos, mengelola limbah air wudhu, dan kampanye kepada teman sekolah untuk berbelanja pangan lokal dan minim plastik.

SMPN 3 Colomadu: Tindak lanjut sosialisasi kepada pedagang kantin untuk menyediakan wadah/alat makan guna ulang dan mengurangi dagangan berkemasan plastik, gerakan pungut sampah dua bulan sekali, membuat rumah daun, bekerja sama dengan petugas sampah, dan penanaman pohon di lingkungan sekolah.

SMPN 9 Surakarta: Sosialisasi pengelolaan sampah, sosialisasi siswa untuk membawa wadah bekal makan sendiri, merencanakan pembuatan zona tanaman di sekolah, membuat biopiro, mengelola sampah organik dengan maggot, dan membuat jadwal “grebek lingkungan” mingguan (pembuatan pupuk organik/cair, merawat tanaman, dll).

Aksi jelajah pasar dan belanja minim plastik ini menjadi langkah awal yang positif dalam membangun kesadaran dan tindakan nyata untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan sekolah. Dengan adanya rencana program sekolah ekologis yang terstruktur, diharapkan akan tercipta generasi muda yang lebih peduli terhadap lingkungan dan mampu menerapkan gaya hidup minim plastik dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk turut serta dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan lestari.

Yayasan Gita Pertiwi adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memfokuskan diri pada kegiatan pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat. Sejak berdiri Gita Pertiwi telah mengembangkan berbagai program yang berorientasi pemberdayaan dan pengembangan sikap kritis masyarakat melalui isu lingkungan hidup dan keadilan sosial. Khususnya dalam rangka mengantisipasi masalah percepatan pembangunan yang menimbulkan berbagai dampak dan perubahan lingkungan yang merugikan kelompok perempuan dan anak-anak, difabel, dan kelompok marginal lainnya.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.