80 Persen Bencana di Indonesia akibat Perubahan Iklim

Tiga dekade terakhir, bencana yang terjadi di Indonesia terkait dengan perubahan iklim. Kementrian Lingkungan Hidup mendesak agar langkah adaptasi perubahan iklim bersinergi dengan upaya pengurangan risiko bencana. Demikian dikemukakan Deputi bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Arief Yuwono, dalam rapat koordinasi Program Adaptasi Perubahan Iklim di Hotel JW Marriot Jakarta, Senin (26/5). Menurut Arief, […]

Cuaca Buruk, Nelayan Gorontalo Kejar Ikan sampai ke Sulteng

Nelayan Desa Bangga, Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, saat ini jarang melaut seperti sebelumnya karena gelombang dan hembusan angin terlalu kencang yang tidak menentu. Ditambah lagi dengan sampah yang dibawa oleh air sungai ke laut. [Baca selengkapnya di Degorontalo]

Intrusi Air Asin Turunkan Produktivitas Kelapa di Riau

Intrusi air asin di kebun kelapa menurunkan produktivitas kelapa yang menjadi komoditas utama masyarakat pesisir Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Kondisi ini sudah terjadi dalam waktu 2 dekade terakhir. Metode tradisional berupa formasi kelapa-tanggul-mangrove dinyatakan mampu jadi solusinya. [Baca selengkapnya di Gurindam12]

Beruang Madu Kerap Dibunuh Pekerja Tambang di Pidie

Keberadaan perusahaan tambang emas PT. East Asia Mineral di kawasan hutan Geumpang, Kabupaten Pidie, Aceh, dinilai membahayakan satwa liar dilindungi. Para pekerja di areal tambang milik perusaahaan tersebut diduga kerap membunuh beruang madu yang masuk ke lokasi pertambangan. [Baca selengkapnya di Atjeh Link]

Mikroorganisme, Anak Tiri Kekayaan Hayati

“Kalau kita tebang pohon sekali saja, berapa banyak mikroorganisme yang hilang?” Pertanyaan dilontarkan oleh Dr. Drs. Wibowo Mangunwardoyo, peneliti senior mikrobiologi di Universitas Indonesia, seraya memancing gambaran banyaknya mikroorganisme yang bisa musnah dari kegiatan perusakan lingkungan. “Kalau misalnya satu pohon itu ada 60 spesies, kita bisa kehilangan semua potensinya. Maka jika suatu lahan dijadikan monokultur […]

Biodiversitas Perlu Dapat Prioritas

Hari Biodiversitas Dunia (World Biodivesity Day) yang diperingati setiap tanggal 22 Mei pertama kali dicetuskan dalam rapat umum komisi 2 PBB tahun 2000 silam. Dr.rer.nat Yasman ketua departemen biologi Universitas Indonesia (UI) dalam sambutannya pada acara Biodiversity Dialogue untuk memperingati hari biodiversitas dunia di Depok (22/5) mengatakan bahwa tujuan peringatan hari biodiversitas dunia adalah untuk […]

Coremap, Sengkarut Konservasi Laut

Sejak 1998 silam, upaya pengelolaan dan restorasi terumbu karang melalui program Coremap mulai dijalankan. Pada awal pelaksanaan, aktifitas yang dibiayai lewat skema hutang internasional ini dikelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Setelah Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) terbentuk pada 1999, Coremap tahap II yang berlangsung dalam kurun 2004 hingga 2011 dialih kelola oleh lembaga […]

Enam Negara Resmikan Pusat Pengelolaan Terumbu Karang di Manado

Perwakilan dari 29 negara dan 13 organisasi internasional mendeklarasikan sebuah komunike untuk merumuskan isu penting dan ancaman kritis mengenai terumbu karang di seluruh dunia dan untuk mengambil langkah untuk menjamin keberlanjutan sumberdaya kelautan. Pengesahan komunike tersebut dilaksanakan dalam acara World Coral Reef Conference atau WCRC yang dilangsungkan pada Mei 14-16 2014 di Manado, Sulawesi Utara, […]

Rencana Pembangunan PLTA di Danau Sentani Papua

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) akan dilakukan di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua tahun depan. Selain Danau Sentani, pihak investor juga melirik penambangan galian C di Sentani Timur dan penambangan batu untuk energi terbarukan didaerah Unurumguai. [Baca selengkapnya di Tabloid Jubi]

Pencemaran Air di Rancaekek Jawa Barat Melebihi Ambang

Kawasan Rancaekek, Jawa Barat, mengalami pencemaran air yang sudah melebihi daya tampung Sungai Cikijing yang berhulu di Kabupaten Sumedang dan berhilir di Kabupaten Bandung, sejak dimulainya pengembangan industri tekstil. Masyarakat mengeluhkan pencemaran terjadi di 4 desa, yaitu desa Jelegong, Bojongloa, Linggar dan Sukamulya, Kecamatan Rancaekek, yang diduga disebabkan oleh pembuangan air limbah dari kegiatan industri […]