Gerkaan kampung SIBA KLASIK: pembelajaran pengelolaan sampah dan gerakan guna ulang untuk kurangi sampah plastik sekali pakai.
Category: WILAYAH
Peluang usaha mengolah sampah dengan budidaya maggot
Manfaat luar biasa dari pengelolaan sampah: rumah kompos dan budidaya maggot yang untuk meningkatkan perekonomian dan menciptakan nilai tambah.
Bencana ekologis menghantam Sumatera Barat, WALHI mendorong kesadaran lingkungan
Dampak bencana alam di Sumatera Barat: WALHI menyuarakan keprihatinan dan mengajak semua pihak untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada korban.
Membentengi kelestarian sungai Atu Kapur Aceh
Menjaga sungai Atu Kapur di Kabupaten Aceh Timur: sebuah tanggung jawab bersama. Makna penting di balik kekayaan alam yang harus dijaga.
Kampus berperan penting dalam mengurangi risiko perubahan iklim
Dampak dan solusi terkait perubahan iklim di Indonesia. FGD RCCC UNP mengupas krisis iklim dan peran kampus dalam mengatasi fenomena global ini.
Desa Haya bisa hilang kalau tambang pasir garnet terus beroperasi
Abrasi parah melanda Desa Haya di pesisir Maluku setelah pasir pantai terkeruk untuk memasok keperluan perusahaan.
Menjaga keaslian Air Terjun Silelangit Aceh
Keajaiban alam Air Terjun Silelangit di Subulussalam, Aceh. Keindahannya yang autentik ini harus dijaga dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Mahasiswa ITB belajar budidaya perikanan berkelanjutan
Mengapa perikanan sangat penting? Temukan berbagai manfaat dan kesempatan dalam industri perikanan di Indonesia.
Forum Air Dunia menjadi momen menghasilkan solusi ketahanan global
ITB berkontribusi dalam Forum Air Dunia ke-10 dengan tema ‘Water for Shared Prosperity’. Dunia menghadapi tantangan krisis air bersih.
Respon world water forum, WALHI Bali desak pemerintah untuk stop proyek yang merusak subak dan rakus air.
Pembangunan pelabuhan terintegrasi Sangsit yang akan di bangun di Bali Utara juga akan menerabas sawah seluas 26.193 meter persegi yang tentu akan mengancam 4 subak yang berada pada wilayah tersebut. Bahkan proyek Pusat Kebudayaan Bali di Bali Timur yang juga telah mengorbankan lahan persawahan hingga 9,38 hektar dan menyebabkan subak Gunaksa terdampak.