Jakarta, EnergiToday — Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Gakopti) Aip Syarifudin, mengeluhkan kenaikan harga kedelai yang tidak sesuai dengan patokan yang sudah ditetapkan pemerintah. Pemerintah seolah tak mampu kendalikan harga kedelai.

Akibatnya, perajin tahu tempe merugi lantaran kesulitan mengendalikan biaya bahan baku. “Tak ada tindakan dari pemerintah untuk mengendalikan harga,” katanya kepada wartawan, Rabu (31/7).

Dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 26 Tahun 2013 yang terbit pada 13 Juni lalu, harga jual kedelai untuk perajin maksimal Rp 7.450 per kg. Namun, pada kenyataannya, perajin masih menerima kedelai dengan kisaran harga Rp 7.650-8.000 per kg. Para perajin yang membutuhkan 1,83 juta ton kedelai per tahun menderita kerugian dengan perubahan harga tersebut.

Rencananya, Aip akan mengadukan masalah ini kepada Perum Bulog. Para perajin mempertanyakan kejelasan tindakan dan pasokan kedelai murah yang seharusnya diberikan Bulog. (Rahma)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.