Kesadaran untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan makin tumbuh, tak terkecuali di sektor properti. Sejak resmi berdiri tahun 2010 silam, GBCI (Green Building Council Indonesia) sebagai lembaga yang diberikan otoritas memverifikasi “gedung hijau” telah mensertifikasi sedikitnya 10 gedung, dimana 4 diantaranya berpredikat “platinum”, nilai tertinggi yang diberikan pada gedung yang paling ramah lingkungan.

Ketua GBCI, Naning Adiwoso saat ditemui pada acara Green Building Conference 2014 di Jakarta (8/5) mengakui bahwa jumlah ini masih sangat minim. “Prosesnya tidak semudah membalik telapak tangan, ada rating-tools yang harus dikerjakan,” ungkap arsitek senior ini. Kriteria yang diacu Naning beserta tim GBCI antara lain tata guna lahan, penghematan energi, konservasi air, penggunaan material “hijau”, kualitas udara, dan manajemen sampah.

Naning menjelaskan, proses sertifikasi gedung yang sudah berdiri memakan waktu sekitar tiga bulan, sedang untuk gedung yang baru akan dibangun, lamanya tergantung dari durasi pengerjaan gedung itu sendiri. Bagi pengelola gedung yang akan mengurus sertifikasi ke GBCI, ia menjelaskan bahwa nomilanya variatif, berkisar di angka 80 juta rupiah. Sertifikasi yang diperoleh akan dipantau dan dievaluasi berkala setiap tiga tahun.

Di sela penjelasannya, ia menyebut beberapa gedung yang telah mengantongi sertifikasi “green building” antara lain Kementerian PU, BCA, SBM ITB Cikarang, Prasetya Mulya BSD, dan Pacific Place.

Revitalisasi Hijau ala Surabaya

Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini ikut bertindak sebagai salah satu pembicara dalam seminar yang dihadiri seratusan pelaku bisnis properti tersebut. Risma, sebagaimana ia banyak dikenal membagikan cerita suksesnya mengubah wajah kota.

“Surabaya yang dulu lekat dengan imej “keras”, sekarang sudah jauh berubah. Kami melakukan pemugaran disana-sini. Taman kota dan ruang terbuka hijau dibangun di banyak tempat, setiap ruas jalan berhias bunga warna-warni. Hasilnya kalau saudara datang ke Surabaya warga sudah lebih ramah dan banyak tersenyum,” ungkap Walikota yang beberapa waktu lalu menerima penghargaan Socrates Award dari Uni Eropa ini.

Revitalisasi hijau yang dikomandoi Walikota Risma sejak ia menjabat juga bisa dirasakan pada tersedianya 250 bank sampah, penghematan air mencapai 15-20% per bulan, dan dibangunnya hutan buatan tematik. Dalam paparannya, alumnus arsitektur ini memamerkan hutan bunga di sisi timur kota serta buah dari penjuru Indonesia yang ditanam di sisi barat. Azhari Fauzi

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.