Sitaro, Ekuatorial- Kemarau panjang menyebabkan warga di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, mulai kekurangan air bersih. “Ada 10 kampung yang kini krisis air. Datanya kami peroleh dari lapangan dan aduan yang masuk,” ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Bob Ch Wuaten.

Kesepuluh kampung tersebut yaitu Kampung Lai (Siau Tengah), Sawang (Siau Timur Selatan), Kanawong (Siau Barat Utara), Apelawo, Kanang, Deahe, Lia (Siau Timur Utara), Lamanggo (Biaro), Birakalama (Tagulandang Selatan), dan Salili (Siau Tengah). “Pasokan air masih ada namun sangat sedikit. BPBD menyarankan warga untuk menghemat penggunaan,” kata Bob.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Sitaro Roy Laheba mengatakan, untuk mengatasi pasokan air yang kurang maka masyarakat memesan air di PDAM. Mobil tangki air pun terus disiagakan untuk melayani permintaan tersebut.

Adapun, warga mengeluh bahwa penjualan air bersih dari mobil tangki belum optimal. “Harga air tergantung jarak rumah. Kalau kami di Kelurahan Tatahadeng, harga air per 3.000 liter dipatok Rp 150 ribu. Sedangkan di Siau Barat dan daerah-daerah lain yang jauh bisa sampai Rp 250 ribu,” sebut Mira Sahambangung. Yoseph Ikanubun

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.