Fenomena alam danau baru pascaditerjang badai siklon tropis di Kota Kupang, NTT dalam konteks keilmuan hidrogeologi.

Danau baru di Kupang, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Pemkab Kupang)
Ilustrasi. Kupang, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Pemkab Kupang)

Kemunculan danau baru pascaditerjang badai siklon tropis merupakan fenomena alam yang cukup jarang terjadi, utamanya di Indonesia. Hal ini sangat menarik terlebih jika dilihat dalam konteks keilmuan hidrogeologi.

Hidrogeologi merupakan cabang ilmu terapan geologi dimana fokus studinya menitikberatkan pada pergerakan airtanah dan interaksi airtanah tersebut dengan batuan yang dilaluinya.

Baru-baru ini kejadian fenomena alam danau baru terjadi di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di wilayah Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa pascasiklon tropis seroja yang terjadi pada rentang waktu 3-5 April 2021.

Menurut BMKG, siklon tropis Seroja merupakan perkembangan dari bibit siklon 99S yang dideteksi muncul pada 2 April 2021. Bibit siklon tersebut tumbuh dan menjadi siklon tropis seroja pada 5 April 2021 pukul 01.00 WIB.

Peneliti dan Ahli Geologi FMIPA UI Mochammad Prahastomi menjelaskan, secara ilmiah kemunculan danau baru di Kupang, NTT tidak terlepas dari adanya sistem hidrogeologi yang kompleks di daerah batugamping.

Daerah Kupang dan sekitarnya, kata Tomi secara regional tersusun atas batuan-batuan berumur Plistosen dan batuan berumur Neogen.

“Batuan berumur Plistosen mendominasi daerah Kupang dan tersusun atas batugamping koral. Batugamping koral inilah yang biasanya membentuk bentang alam karst di daerah NTT,” dalam keterangan resmi, diakses Jumat, 29 Maret 2024.

Tomi menyebut badai siklon seroja nampaknya memiliki peranan penting dalam membentuk danau baru. Dalam ilmu geologi, danau ini sering disebut dengan danau karst. Badai siklon yang terjadi belakangan disertai dengan meningkatnya intensitas air hujan yang akan meresap kedalam tanah.

“Volume air hujan yang tinggi ini meningkatkan proses erosi dan pelarutan batuan kapur. Airtanah ini dapat muncul ke permukaan sebagai mata air,” kata Tomi.

Salah satu alasan mengapa mata air ini baru muncul sekarang kemungkinan besar berkaitan dengan adanya pembentukan jalur-jalur baru sungai bawah tanah yang akhirnya terhubung ke permukaan tanah, dipicu oleh badai besar dan curah hujan tinggi di daerah tersebut.

“Hal ini diperkuat dengan pengamatan debit air yang cukup tinggi dimana dapat mengindikasikan adanya aliran sungai bawah permukaan yang muncul ke permukaan tersebut sebagai mata air,” lanjut Tomi.

Danau yang terbentuk biasanya bersifat sementara. Hal ini dikontrol oleh aliran airtanah yang muncul ke permukaan tersebut, sehingga jika suplai air bawah permukaan tersebut surut, maka air di danau tersebut juga surut. Tentu hal ini memerlukan kajian lebih dalam terkait manajemen dan evaluasi potensi airtanah di daerah karst yang sangat kompleks.

Daerah karst sendiri sebelumnya telah banyak ditemukan di Indonesia, contohnya saja di Padalarang dan Sawarna, Jawa Barat. Menurutnya, Daerah karst ini sangat unik, salah satunya ciri-cirinya adalah terbentuknya goa-goa dan juga sungai dibawah permukaan tanah.

”Goa-goa ini merupakan hasil pelarutan air meteorik yang masuk melalui rekahan-rekahan di batu kapur. Air meteorik ini bisa melarutkan batu kapur disebabkan rendahnya kadar saturasi kapur (CaCO3) dalam air meteorik tersebut. Rekahan pada batu kapur tersebut dapat membesar seiring dengan berjalannya waktu. Proses pelarutan yang berlangsung lama tersebutlah yang membentuk goa dan sungai-sungai bawah tanah di lingkungan karst,” kata Tomi.

Menurutnya, munculnya fenomena ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk dilakukan penelitian secara komprehensif terkait kemunculan mata air-mata air tersebut sehingga dapat dipetakan dengan baik potensi airtanah di daerah ini.

Kerjasama dan keterlibatan antara universitas, kementrian serta pemerintah daerah merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan airtanah di daerah yang sangat sulit air.

Selain itu, besar kemungkinan jika danau baru di Kupang dikelola dan dikembangkan dengan baik, akan menjadi suatu objek wisata potensial baru yang menyajikan pesona keindahan alam yang eksotis.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.