Muhammadiyah meluncurkan inisiatif baru bertajuk “1000 Cahaya“. Tujuannya menggalang gerakan kolektif untuk mencegah krisis iklim dengan melibatkan berbagai unit Muhammadiyah seperti ranting, sekolah, pondok pesantren, masjid, dan amal usaha.
Program ini diluncurkan oleh Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bekerja sama dengan Yayasan Visi Indonesia Raya Energi Nol Bersih (Viriya ENB) pada Senin (6/5/2024). Sebanyak 110 peserta dari berbagai perwakilan majelis, lembaga, organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah, organisasi mitra, media, serta perwakilan dari Kedutaan Besar Malaysia dan Singapura.
“1000 Cahaya merupakan sebuah program yang membangun ‘Green Movement’ dengan fokus pada ranting, sekolah, pondok pesantren, dan masjid,” kata Hening Parlan, Koordinator Program 1000 Cahaya.
“Dalam tiga tahun kita berharap akan 1000 aksi dan memberikan cahaya pada sisi gelap dampak krisis iklim.”
Melalui program ini, ujar Hening, mereka ingin menggerakkan lebih banyak lagi amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.
Tim MLH PP akan segera menyusun peta jalan pengembangan program energi terbarukan melalui wakaf dan sedekah energi.
Sementara itu, Suzanty Sitorus, Direktur Viriya ENB, berharap kegiatan 1000 Cahaya bisa mencapai ranting-ranting Muhammadiyah dan mendorong praktek emisi nol bersih seperti penggunaan energi terbarukan.
Suzanty juga menjelaskan bahwa Viriya ENB didirikan untuk mendukung kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki potensi besar dalam pengurangan emisi rumah kaca di Indonesia.
Krisis iklim
Cuaca ekstrem yang melanda berbagai belahan dunia saat ini membuat masyarakat semakin menyadari bahwa perubahan iklim bisa menjadi ancaman serius.
Tim ilmuwan dalam artikel mereka di BioScience menyatakan saat ini Bumi telah dalam kondisi “kode merah”, alias situasi berbahaya akibat krisis iklim.
“Kita sekarang berada pada ‘kode merah’ di planet Bumi. Umat manusia jelas-jelas sedang menghadapi keadaan darurat iklim,” tulis tim yang dipimpin William J Ripple, profesor ekologi dari Oregon State University (OSU), Amerika Serikat.
Mereka mengingatkan bahwa skala penderitaan manusia saat ini meningkat pesat seiring dengan bertambahnya jumlah bencana terkait iklim.
Oleh karena itu mereka meminta semua pihak, khususnya pemerintah, segera melakukan langkah nyata agar dunia terhindar dari bahaya yang lebih besar akibat krisis iklim.
“1000 Cahaya” bisa menjadi salah satu contoh langkah nyata tersebut. Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nasir menyatakan bahwa program itu bertujuan melakukan tindakan konkret untuk lingkungan hidup melalui berbagai aksi nyata yang mencerahkan.
Haedar berpesan agar Gerakan 1000 Cahaya tidak berhenti pada rancangan program semata, dan menjadi praksis gerakan Majelis Lingkungan Hidup dan Muhammadiyah.
- Kolaborasi SIEJ, ELSAM, dan RSPO: Pelatihan Jurnalistik Kelapa Sawit Berkelanjutan dalam Perspektif HAM
- Perempuan dari Makassar menuntut solusi krisis air bersih
- Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan bukan bagian dari pola hidup sehat
- RS Hewan Unpad membuka layanan pemeriksaan kesehatan hewan untuk umum
- Memajukan usaha kopi rakyat melalui Festival Golo Koe 2024