Dua peristiwa penting yang terjadi satu bulan belakangan ini membawa angin segar bagi upaya konservasi, pembiakan, dan pelacakan keberadaan harimau (Panthera tigris) di dunia.

Pada akhir April 2024, Kebun Binatang Metropolo di Kota Amiens, Prancis, mengabarkan kelahiran dua ekor bayi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Rimba dan Toba, nama mereka berdua, lahir pada 22 Maret, buah dari Program Pembiakan ex-situ (EEP) untuk hewan-hewan terancam punah yang dilakukan oleh European Association of Zoos and Aquaria (EAZA).

Mereka adalah anak kedua dari harimau betina Menya, yang dipasangkan dengan jantan Argo. Pada usia sebulan, kedua bayi harimau ini memiliki berat sekitar 4,2 kilogram.

Dokter hewan Kebun Binatang Metropolo, Pierre-Louis Fiszman, dikutip ABS-CBN menyatakan bahwa populasi spesies tersebut yang masih bertahan hidup di alam liar saat ini sangat terbatas.

Oleh karena itu kelahiran Rimba dan Toba menjadi nilai plus dalam upaya konservasi hewan berstatus “critically endangered species” dalam Daftar Merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN Red List).

Saat ini ada sekitar 125 harimau sumatera yang dipelihara di berbagai kebun binatang di Eropa.

Rambut harimau jawa

Kabar gembira lain datang dari Pulau Jawa. Warga Desa Cipendeuy, Sukabumi, Jawa Barat, menemukan sehelai rambut yang mereka duga adalah rambut harimau jawa (Panthera tigris sondaica).

Temuan tersebut tentu saja mengejutkan karena harimau jawa, juga harimau bali (Panthera tigris balica), telah dinyatakan punah sejak era 1980-an, berdasarkan asesmen yang dilakukan tim peneliti IUCN pada tahun 2008. Penampakan terakhir harimau jawa yang terkonfirmasi terjadi Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, pada 1976.

Peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wirdateti, bersama timnya, melakukan serangkaian analisis DNA yang komprehensif terhadap sampel rambut yang ditemukan tersebut. Hasilnya menunjukkan kemungkinan besar bahwa rambut tersebut berasal dari harimau jawa.

“Hasil perbandingan antara sampel rambut harimau di Sukabumi menunjukkan kemiripan sebesar 97,06% dengan harimau sumatera, dan 96,87% dengan harimau benggala. Sedangkan spesimen harimau jawa koleksi MZB (Museum Zoologicum Bogoriense) memiliki 98,23% kemiripan dengan harimau sumatera,” jelas Wirdateti dalam siaran pers BRIN.

Bekas cakar yang ditemukan di daerah yang sama semakin menguatkan keyakinan tim peneliti bahwa ada harimau jawa yang berdiam di kawasan tersebut.

Upaya menambah populasi

Dalam laporan penelitian yang dirilis pada tahun 2021, IUCN menyatakan bahwa selama satu abad terakhir populasi Panthera tigris di dunia turun dari sekitar 100.000 menjadi sekitar 3.500 ekor pada 2014.

Perburuan dan hilangnya fragmentasi habitat menjadi penyebab utama penurunan populasi tersebut. Mayoritas harimau liar yang kini tersisa hidup terisolasi. Mereka tidak terhubung dengan populasi lain dan menghadapi peningkatan perambahan manusia ke wilayah mereka. Mereka juga semakin terpapar zoonosis (penularan penyakit dari hewan ke manusia dan sebaliknya) melalui interaksi dengan hewan peliharaan atau liar.

Sejak tahun 2014 IUCN telah melaksanakan Program Konservasi Habitat Harimau Terinterasi (Integrated Tiger Habitat Conservation Programme/ITHCP) sebagai upaya menjaga dan menambah populasi hewan tersebut.

Pada fase pertama program tersebut, 2014-2021, IUCN menyatakan berhasil meningkatkan populasi di kawasan konservasi yang menjadi lokasi pelaksanaan ITHCP — Indonesia, India, Nepal, Bangladesh, Bhutan, dan Myanmar — dari 770 ekor menjadi 966 ekor.

Saat ini ITHCP tengah memasuki tahap kedua dan IUCN berharap akan semakin banyak harimau yang bisa diselamatkan dan berkembang biak.


About the writer

Ester Grace Pagitta

Ester Grace is a 2003-born student who dives into the dynamic world of communication science, majoring in journalism at Multimedia Nusantara University. Insatiable curiosity drives her to uncover meaningful...

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.