Jakarta, Ekuatorial – Hasil pemantauan WWF Indonesia hingga 2012 seluas 52.266,5 hektare – Ha hutan Tesso Nilo, Riau telah beralih menjadi perkebunan kelapa sawit, bahkan 15.714 ha diantaranya terjadi di kawasan taman nasional. Untuk itu semua pihak agar mencari jalan keluar yang konstruktif agar perambahan dapat dihentikan segera.
Menurut Deputi Direktur Transformasi Pasar WWF Indonesia Irwan Gunawan, pemerintah daerah terutama dinas perkebunan diharapkan aktif untuk mendata perkebunan sawit melalui perizinan perkebunan. WWF sendiri siap bekerjasama dengan masyarakat hukum adat mendata lokasi kebun mereka dan membantu pengelolaan kebun secara berkelanjutan.
Sementara, dua perusahaan global Asian Agri dan Wilmar yang sampai akhir 2012 diindikasikan tidak dengan cermat menyaring masuknya tandan buah segar – TBS, yang membuka peluang masuknya TBS yang ditanam dari taman nasional. Sebagai anggota dari Roundtable on Sustainable Palm Oil – RSPO, seharusnya wajib melakukan beberapa penanganan terhadap kondisi yang terjadi.
Diharapkan di masa mendatang kedua perusahaan tersebut dapat mengembangkan dan segera mengimplementasikan system penelusuran lacak balak – Chain of Costody yang menyeluruh dan transparan dari lokasi kebun sampai ke pabrik, serta memverifikasi internal untuk mengidentifikasi internal dan menghentikan pembiayaan perkebunan kelapa sawit illegal. (ID)