Ekosistem mangrove yang sehat membantu perempuan Desa Paremas mandiri secara keuangan;. Desa mereka juga terlindungi dari dampak krisis iklim.

Paremas merupakan satu dari banyak desa di pesisir Pulau Lombok yang terdampak krisis iklim. Beberapa tahun yang silam, desa di Pesisir selatan Pulau Lombok tersebut setiap tahunnya terendam ketika air laut pasang, yang diikuti berbagai macam penyakit seperti demam berdarah dan malaria.

Bukan hanya itu, iklim yang tak menentu dan rusaknya ekosistem laut mereka juga menyebabkan hasil tangkapan laut nelayan Desa Paremas dari hari ke hari kian merosot.

Warga desa tersebut yang hampir tujuh puluh persennya merupakan nelayan, harus banting setir mencari sumber pendaptan lain yang secara kebiasaan, tak akrab dengan keseharian mereka.

Bahkan tak sedikit para kepala keluarga desa tersebut yang harus ke luar negeri untuk mencari peruntungan dengan menjadi tenaga kerja di negeri jiran.

Namun, masalah tersebut sedikit demi sedikit kian menemukan solusinya sejak warga secara sadar dan bahu membahu mulai menanam pohon mangrove di sepanjang pesisir depan rumah mereka di tahun 2013.

Niatan awalnya sederhana, dengan ribuan mangrove tersebut mereka berharap kampung halaman mereka tak lagi terendam ketika air laut pasang. Namun rimbunnya mangrove yang mereka tanam tersebut bukan hanya menyelamatkan kampung mereka dari abrasi dan menjaga lingkungan mereka tetap bersih.

Hutan mangrove yang sehat tersebut menjadi penyelamat ekonomi keluarga mereka. Semua itu bermula ketika, sekelompok ibu-ibu pesisir yang ditinggal suaminya ke luar negeri menemukan inovasi untuk mengolah cangkang kepiting bakau menjadi krupuk.

Kelompok ibu-ibu pesisir yang dipimpin Eli Harniati berhasil menciptakan lapangan pekerjaan dan penghasilan tambahan bagi perempuan-perempuan pesisir Desa paremas.

Kini perempuan-perempuan tersebut tak lagi menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan laut para suami yang tak menentu, maupun kiriman uang dari luar negeri. Berkat produksi krupuk cangkang kepiting, mereka mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka termasuk uang jajan sekolah anak-anak mereka.

Liputan video ini menceritakan tentang bagaimana imbunnya mangrove di Desa tersebut telah mampun menyelematkan lingkungan dan menjadi penopang ekonomi warga pesisir Desa Paremas.


Liputan ini merupakan bagian dari program fellowship dengan tema ‘Adaptasi, Mitigasi, dan Resiliensi Masyarakat Pesisir menghadapi Krisis Iklim’ yang diadakan oleh Ekuatorial dan didukung oleh Society of Indonesian Environmental Journalists dan EcoNusa. Liputan ini pertama kali terbit di Mayung Media Nusantara pada tanggal 1 September 2023.

About the writer

Ahmad Hadi Ramdani

Ahmad Hadi Ramdhani is a freelance environmental journalist from Lombok, West Nusa Tenggara. Since college, he has been active in various student activities, especially writing-related activities. Ramdhani...

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.