Isu lingkungan hidup mendapat perhatian terbesar dari kaum muda Indonesia. Hasil diskusi kelompok terfokus (FGD) dan jajak pendapat yang diselenggarakan Institut Hijau Indonesia (IHI) menempatkan isu lingkungan hidup di posisi teratas dengan persentasi sebesar 33,2%.

Jajak pendapat tersebut dilakukan Institut Hijau Indonesia, bersama WALHI, Huma, KNTI, dan ICEL terhadap 5.325 pemuda (usia 16-35 tahun) dari 35 provinsi di Indonesia pada periode Juni hingga Oktober 2023. Hasilnya dirilis dalam acara “Simposium Pemuda Indonesia” yang berlangsung di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Sabtu (4/11/2023).

Selain isu lingkungan hidup, ada delapan topik utama lain yang menarik para responden. Topik tersebut adalah sosial (21,7%); pangan, air, dan energi (11,1%); teknologi (8,3%); pengelolaan sumber daya alam (6,7%), ekonomi (6,7%); hukum dan HAM (5,1%); tata kelola pemerintahan (4,0%); serta politik (3,2%).

“Total lebih dari 5.000 orang memberikan persepsi mereka tentang situasi Indonesia, dunia hari ini, serta harapan mereka ke depan,” kata Ketua IHI Chalil Muhammad.

Chalil menambahkan bahwa dalam jajak pendapat dan FGD yang dilakukan, IHI menemukan para pemuda Indonesia juga tidak ingin nama mereka dicatut dan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan yang tidak jelas.

“Kaum muda Indonesia telah menyalakan alarm perubahan untuk bergerak bersama menyelamatkan masa depan. Alarm dibunyikan karena situasi Indonesia dan dunia saat ini berada dalam krisis yang mengancam keselamatan hari ini dan masa depan,” tutur Chalil.

Isu lingkungan hidup menarik perhatian para reponden muda tersebut karena literasi dan kesadaran akan kelestarian ruang hidup semakin meningkat di kalangan pemuda.

Hasil survey juga menunjukkan bahwa responden menginginkan peningkatan kebijakan-kebijakan lingkungan hidup yang dapat mengatasi persoalan lingkungan hidup, menekan laju kerusakan, serta mempercepat upaya pemulihan.

Perubahan iklim

Sebanyak 15% kaum muda itu juga menilai masalah sampah berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Mereka melihat pengelolaan sampah yang terintegrasi belum terbangun dengan baik dan partisipasi masyarakat masih belum maksimal.

Pemanasan global tersebut tentunya amat terkait dengan isu perubahan iklim yang terjadi saat ini. Mayoritas responden menyoroti dampaknya terhadap kehidupan masyarakat pesisir, petani, serta maraknya kebakaran hutan.

Menurut mereka, sosialisasi tentang perubahan iklim di kalangan kaum muda perlu ditingkatkan agar kesadaran kolektif tentang bahaya pemanasan global dapat terbangun. Selain itu, kebijakan dan implementasi dari mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang saat ini mulai membawa harapan perlu ditingkatkan secara menyeluruh agar lebih efektif menurunkan emisi serta dapat meningkatkan partisipasi masyarakat lebih luas.

Kaum muda tersebut mengakui bahwa gaya hidup mayoritas dari mereka masih cenderung boros dalam pemakaian energi fosil yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Masalah lain terkait lingkungan hidup yang mendapat perhatian dari para responden adalah pencemaran, ketimpangan agraria, ekonomi sirkular yang bercorak green economy (ekonomi hijau), serta korupsi sumber daya alam.

Rendahnya kualitas politik

Mayoritas responden muda itu juga menyoroti politisi dan partai politik yang mereka nilai masih berkualitas rendah. Oleh karena itu, menurut mereka, sebagian besar produk politik yang dihasilkan berkualitas buruk dan jauh dari rasa keadilan, serta tidak berpihak kepada rakyat dan lingkungan hidup.

Walau demikian, 98% responden menyatakan bahwa mereka akan tetap menggunakan hak pilih mereka pada Pemilihan Presiden dan Parlemen pada 2024, baik level nasional maupun daerah. Hanya 2% yang menegaskan bahwa mereka tidak akan menggunakan hak pilihnya.

Dari para calon pemilih tersebut, sebanyak 91.5% menyatakan pilihan mereka akan ditentukan oleh rumusan visi-misi dan program kerja yang ditawarkan para kontestan. Sementara 8,5% akan menentukan pilihan mereka setelah melihat performa para calon saat kampanye.

“Persepsi kaum muda atas situasi Indonesia dan dunia saat ini harus menjadi perhatian semua pemangku kepentingan untuk sungguh-sungguh dan segera mengambil tindakan nyata bagi masa depan Indonesia dan dunia yang lebih baik,” kata IHI.

“Saatnya kaum muda bergerak bersama menyelamatkan masa depan.”


Baca juga:

About the writer

Sandy Pramuji

After graduating from Padjadjaran University, Sandy has been active in journalism. Starting as a repoter at The National News Agency (LKBN) Antara in 2003, he then helped developing an English language...

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.