Kampung Markisa, yang berlokasi di Jl. KS. Tubun No.17, Pasar Baru, Karawaci, Kota Tangerang, Banten, merupakan salah satu contoh perubahan yang luar biasa dari lingkungan kumuh menjadi kampung yang bersih dan berprestasi.

Ekuatorial berkunjung ke kampung tersebut pada Minggu (17/3/2024) dan menyaksikan ruang publik yang bersih dan indah dihiasi beragam tanaman. Tampak banyak titik berfoto nan estetik, atau Instagrammable kalau kata anak-anak sekarang.

Kami menemui Ketua RW 02, Muhammad Ali Nurdin, untuk mengetahui lebih banyak mengenai kampung yang katanya dulu sempat dikotori oleh tumpukan sampah.

Nama Markisa, menurut Ali, dipilih oleh warga karena banyak yang menanam tumbuhan markisa (Passifora edulis) di seputar rumah mereka. Selain itu, nama tersebut juga merupakan akronim dari “Mari Kita Sadar”. Rangkaian kata itu menggambarkan usaha para warga membangkitkan semangat guna memperbaiki kampung yang selama 40 tahun sebelumnya dianggap sebagai tempat pembuangan sampah.

“Nama  (Markisa) ini sebagai simbol perubahan dari masa lalu yang kumuh menuju masa depan yang bersih dan segar,” kata Ali.

Sang Ketua RW bercerita bahwa sejarah kampung seluas sekitar 4 hektare yang tak jauh dari Sungai Cisadane tersebut dimulai pada tahun 1972. Singkat cerita, pertambahan jumlah penduduk dan letaknya yang di dekat pasar membuat wilayah tersebut menjadi sumpek dan kumuh. Lantas ada tanah bekas lokasi budi daya ikan yang dijadikan sebagai tempat sampah.

Saat itu, warga juga menjadi bagian dari masalah. Mereka kerap membuang sampah seenaknya. Bahkan, menurut Ali, ketika itu masih banyak warga yang juga buang air besar sembarang.

Akibatnya, sampah yang menumpuk hingga mencapai ketinggian sekitar 3 meter menjadi pemandangan biasa di kampung itu.

Terwujudnya perubahan

Perubahan, sambung Ali, terjadi mulai tahun 2016 ketika masyarakat mulai muak akan kondisi lingkungan yang tak layak lagi disebut sebagai tempat tinggal. Mereka memutuskan membersihkan kampung dan menjadikannya sebagai tempat layak huni kembali.

Transformasi tersebut tidak terjadi begitu saja. Proses membangun kampung ini menjadi lingkungan bersih dimulai dari upaya bersama masyarakat untuk membersihkan area tersebut. Pemerintah Kota Tangerang ikut membantu melalui program Kampung PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

Warga bekerja bakti untuk membersihkan sampah yang menggunung. Mereka memindahkannya ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Rawa Kucing.

Pemerintah kemudian mendirikan beberapa fasilitas penunjang kebersihan, seperti tempat cuci tangan dan toilet umum; filtrasi air pembuangan warga menjadi air bersih untuk menyiram tanaman, dan beberapa fasilitas lainnya.

Warga pun membenahi penampilan rumah mereka dengan mengecatnya dan menanami lahan kosong dengan beragam tanaman, termasuk markisa.

Seiring dengan berubahnya lingkungan, Ali mengatakan bahwa aspek sosial dan ekonomi masyarakat setempat juga ikut berubah. Mereka memanfaatkan potensi lingkungan untuk mengembangkan pertanian vertikal guna menanam berbagai jenis sayuran.

Beragam produk makanan dan minuman, termasuk jus markisa, mereka hasilkan dari pertanian itu. Lingkungan yang sudah berubah asri pun membuat terbersit ide untuk mengembangkan parisiwata kampung. Ide yang kemudian mereka wujudkan pada tahun 2018.

Mural Asian Games 2018

Pada tahun 2018 Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games, perhelatan olahraga terbesar di benua Asia. Salah satu cabang pertandingan, pentathlon, diselenggarakan di wilayah Tangerang. Warga Kampung Markisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memperkenalkan wajah baru mereka.

Mereka menghiasi dinding rumah mereka dengan beragam mural terkait Asian Games 2018. Ekspos besar pun mereka dapat dan makin banyak orang yang penasaran akan Kampung Markisa tersebut sehingga mendatanginya.

“Kami tidak mengandalkan pemerintah sepenuhnya. Tapi kami berusaha secara mandiri dengan gotong royong dan kerja keras. Kami bangga dengan transformasi Kampung Markisa dari masa lalu yang kumuh menjadi masa depan yang cerah dan berprestasi,” kata Ali dengan bangga.

Prestasi Kampung Markisa dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan juga diakui oleh pihak luar. Kampung tersebut kemudian dinobatkan sebagai salah satu Kampung Moderasi Beragama dan Kampung Proklim. Ia juga menjadi salah satu nomine kategori Destinasi Wisata Kreatif Terpopuler pada ajang Anugerah Pesona Indonesia 2019.

Perubahan Kampung Markisa menjadi kampung yang bersih dan berprestasi tersebut bisa menjadi inspirasi bagi banyak kampung lain di Indonesia. Warga Kampung Markisa menunjukkan bahwa tekad dan kerja keras bisa mengubah sebuah daerah kumuh menjadi lingkungan bersih, asri, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.


About the writer

Ester Grace Pagitta

Ester Grace is a 2003-born student who dives into the dynamic world of communication science, majoring in journalism at Multimedia Nusantara University. Insatiable curiosity drives her to uncover meaningful...

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.