Jakarta, Ekuatorial – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya memastikan proses penggabungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) akan rampung dalam waktu singkat. “Kita akan selesaikan peleburan ini dalam dua bulan, instruksi presiden juga lakukan dengan halus,” ujarnya.

“Ini kita satuin, saya belum bisa memastikan bagaimana caranya yang pasti semua birokratnya mesti kerja!” ujar Siti, saat acara serah terima jabatan Menteri baru, Rabu (29/10).

Siti juga mengatakan sangat optimis untuk memajukan kesejahteraan dan kualitas lingkungan Indonesia. “Kita akan membawa kementerian ini betul-betul menjawab permasalahan-permasalahan yang dipersoalkan oleh publik,” tegasnya.

Dalam sambutannya, ia menganggap KLH merupakan lembaga yang kental akan basis pengetahuan. Dengan dasar keilmuan yang dimiliki itu ia mengatakan, “Kita akan coba mambangun itu untuk memperbaiki, mengelola, meningkatkan, memperkaya, dengan dasar-dasar pengetahuan itu.”

Ia juga menyatakan sangat terbantu dengan database yang sudah disediakan oleh KLH mengenai jumlah penduduk, permasalahan yang ada, dan sumber daya yang dimiliki. “Tanpa ada database ini, maka tujuan pembangunan tidak akan bisa jalan,” imbuhnya.

Ia mengatakan akan segera mengkaji lebih dalam dengan para estelon kementerian, untuk program dan solusi lingkungan Indonesia. Mengenai penggabungan dua kementerian yang kini ia pimpin, ia menyebut ini bukanlah suatu permasalah, melainkan justru adalah sebuah kesempatan.

“Jika lingkungan filosofisnya adalah akar dari kehidupan, maka itu harus di establish bahwa kehidupan ini harus benar-benar berkelanjutan,” ujarnya. “Sedangkan kehutanan itu filosofinya adalah pohon kehidupan. Dia mau terus berkembang, makin besar, makin menopang kehidupan, makin sejahtera,” tambahnya.

Sementara itu, Balthasar Kambuaya, Mantan Menteri Lingkungan Hidup Kabinet Indonesia Besatu II, mengatakan ada tantangan besar yang menanti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada periode mendatang. “Pertama adalah tuntutan tingginya pertumbuhan ekonomi yang masih bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam, sedangkan infrastruktur lingkungan masih minim, sehingga kecenderungan penurunan kualitas lingkungan hidup terus terjadi,” ujarnya.

Tantangan kedua yaitu keinginan masyarakat untuk merasakan secara langsung hasil upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup. Ketiga, yaitu sorotan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan skala nasional besar yang berdampak terhadap lingkungan.

Balthasar menyebut program seperti Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara, serangkaian perluasan dan pengembangan infrastruktur konektivitas nasional, dan pengubahan pemanfaatan ruang skala besar akan menjadi tantangan yang besar untuk era kepemimpinan Siti Nurbaya mendatang.

“Terakhir, yaitu semakin meningkatnya perhatian dan harapan dunia terhadap peran Indonesia dalam isu lingkungan global dan regional seperti Isu perubahan iklim dan isu pemanfaatan keanekaragaman hayati berkelanjutan,” terangnya. Januar Hakam

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.