WWF Indonesia menyebut, mayoritas kaum muda mempertimbangkan isu lingkungan dalam memilih capres dan cawapres pada Pilpres 2024.

WWF Indonesia menyebut, mayoritas pemuda mempertimbangkan isu lingkungan dalam memilih calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tahun 2024. Mereka juga akan memberikan suaranya pada kandidat yang memprioritaskan penuntasan masalah lingkungan.

Demikian kesimpulan yang didapat dari hasil survei bertajuk “Persepsi Milenial dan Gen Z terhadap Isu Lingkungan dalam Pilpres 2024”, yang dipublikasikan pada Jumat (19/1/2024).

WWF bekerja sama dengan Populix —perusahaan riset dan penyedia platform survei online— melakukan survei tersebut pada periode 7-15 Desember di 11 kota besar. Ada 1.365 responden dengan rentang usia 17-30 tahun yang terlibat. Mayoritas adalah perempuan (63%), status sosial ekonomi menengah ke atas, pendidikan SLTA/sederajat hingga sarjana, dengan pekerjaan mayoritas pegawai swasta dan mahasiswa.

Aditya Bayunanda, CEO Yayasan WWF Indonesia mengatakan, survei ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang dukungan serta preferensi kaum muda terkait visi, kebijakan, dan komitmen capres-cawapres.

Dia menjelaskan, temuan survei itu disusun dengan tiga dimensi utama yaitu perilaku memilih, visi lingkungan hidup dalam pemilu, serta pandangan pemilih terhadap kandidat dengan rincian visi dan misi.

Hasilnya, 97% responden menyatakan akan mempertimbangkan isu lingkungan dalam memilih capres dan cawapres. Sementara, 86% akan memilih capres dan cawapres yang memprioritaskan penuntasan masalah lingkungan.

“Kami senang dengan hasil survei ini. Itu berarti, isu lingkungan menjadi perhatian bagi kaum muda,” ujar Aditya, Jumat (19/1/24).

Sampah dan limbah jadi prioritas

Pengelolaan sampah dan limbah plastik (skor 9,2) menjadi isu prioritas bagi kaum muda tersebut. Lalu menyusul kebijakan reduksi emisi karbon, seperti pengembangan hutan kota (9,1), pembatasan polusi industri (9,0), dan pengelolaan sumber air bersih (9,0).

Prioritas pilihan itu memiliki relevansi dengan dampak kerusakan lingkungan yang mereka alami secara langsung, yaitu cuaca ekstrem (85%), peningkatan jumlah sampah dan limbah (72%), serta penurunan kualitas udara (69%).

Pada sisi lain, percepatan implementasi kendaraan listrik menjadi prioritas paling rendah dengan skor 8,3. Penilaian itu sesuai dengan implementasi kendaraan listrik (28%) yang menjadi harapan terendah.

Menariknya lagi, kata Aditya, 82% responden akan mempertimbangkan visi, misi dan program kerja para kandidat. Sedangkan, faktor pilihan hadiah dari tim sukses menjadi pertimbangan paling sedikit, diikuti penampilan (bahasa tubuh, fisik), dan mengikuti pilihan lingkungan sekitar (keluarga, tetangga).

Visi lingkungan capres-cawapres belum jelas

Mayoritas responden kaum muda (84%) juga menyatakan akan memilih capres dan cawapres berdasarkan visi dan misi pengelolaan lingkungan hidup. Namun, mereka merasa, capres dan cawapres belum terlalu jelas mengkomunikasikan kebijakan lingkungan kepada publik.

“Sebanyak 75% mengaku mengetahui isu lingkungan hidup di visi dan misi para paslon, namun sebanyak 36% tidak memahami artinya. Ini menjadi kesempatan para paslon menjelaskan visi, misi dan program kerjanya lebih baik,” kata Aditya.

WWF menyimpulkan, capres dan cawapres yang memiliki visi lingkungan kuat akan mendapat lebih banyak dukungan dari kaum muda (skor 8,6). Namun, tingkat kepercayaan akan kemampuan mereka mewujudkan janji terkait kebijakan lingkungan hanya mencapai skor 8,4.

“Kami berharap, hasil survei ini dapat memberikan wawasan yang komprehensif mengenai prioritas, harapan serta keprihatinan kaum muda terkait isu lingkungan,” ujar Aditya.


Baca juga:

About the writer

Themmy Doaly

Themmy Doaly has been working as Mongabay-Indonesia contributor for North Sulawesi region since 2013. While in the last nine years he has also been writing for a number of news sites in Indonesia, including...

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.