Posted inArtikel / Dunia fauna

Anak badak jawa tertangkap kamera di Ujung Kulon

Populasi badak jawa (Rhinoceros Sondaicus) di Ujung Kulon bertambah setelah seekor anak badak yang baru lahir tertangkap kamera.

Seekor anak badak jawa (Rhinoceros sondaicus) betina tertangkap kamera di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) pada periode pengamatan Juli hingga September 2023, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengabarkan pada Kamis (5/10).

Anak badak jawa tersebut merupakan anak keempat dari induk bernama Kasih yang kini berusia 12 tahun. Sebelumnya Kasih telah melahirkan tiga anak yang diberi nama Duba, Wira, dan Sekar.

Kabar ini menambah kegembiraan pada pelaku konservasi dan pecinta hewan di Indonesia karena tak berselang lama dari berita kelahiran badak sumatera di Way Kambas pada akhir September lalu.

Kehamilan Kasih telah diduga sejak awal tahun ketika Tim Monitoring Badak Jawa (MJB) TNUK menemukan jejak langkah kakinya yang tak biasa. Jejak kaki depan dan belakang tampak tak sinkron, yang menandakan langkah kaki depannya terhambat oleh kehamilan.

Dugaan itu terverifikasi ketika pada Februari 2023 kamera video Tim MJB merekam Kasih dalam kondisi hamil. Kemudian pada April 2023, Tim MJB menemukan jejak berukuran 15/14 cm beserta kotoran pada kawasan yang sama saat Kasih tertangkap kamera.

Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, menyatakan bahwa data tersebut menunjukkan kemungkinan anak badak jawa itu dilahirkan pada Februari 2023. Ia diberi kode ID 092.2023.

Ia menjelaskan bahwa program pengamanan di areal semenanjung cukup efektif dalam mengamankan kawasan habitat badak, sehingga hewan tersebut dapat berkembang biak dengan baik.

Terbitkan optimisme 

Penampakan anak hewan bercula satu tersebut menerbitkan optimisme pada mereka yang telah berjuang keras untuk mencegah kepunahan hewan tersebut, termasuk pemerintah dan kelompok konservasionis.

“Kelahiran ini merupakan keberhasilan bangsa Indonesia dalam upaya konservasi badak jawa, mengingat saat ini badak jawa di dunia hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon Indonesia,” kata Satyawan Pudyatmoko.

Badak jawa merupakan satu dari lima spesies yang tersisa. Empat lainnya adalah badak sumatera, badak india, badak hitam afrika, dan badak putih.

Selain di Indonesia, badak jawa ini pernah hidup di Bangladesh, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, kemungkinan di kawasan selatan China, serta sepanjang semenanjung Malaysia dan Sumatera. Namun ketika satu-satunya badak jawa yang tersisa di Vietnam ditemukan tewas pada tahun 2010, populasi hewan tersebut kini hanya ada di Ujung Kulon.

Data Balai Taman Nasional Ujung Kulon pada 2022 menunjukkan ada 79 ekor badak jawa yang hidup di kawasan seluas 105.694 hektare tersebut. Sebanyak 54 ekor termasuk dalam kategori dewasa (25 betina dan 29 jantan), 15 ekor remaja (8 betina dan 7 jantan), dan 8 ekor anak (4 betina dan 3 jantan) termasuk dalam kategori anak.

Populasi mereka tercatat mengalami peningkatan dalam sepuluh tahun terakhir. Data KLHK menunjukkan pada 2012 ditemukan 51 ekor, lalu 58 ekor pada 2013. Pada 2014 jumlah yang ditemukan turun menjadi 57 ekor, tetapi naik lagi menjadi 63 ekor pada 2015, 67 ekor pada 2016 dan 2017, lalu 68 ekor pada 2018.

Populasi yang minim tersebut membuat hewan ini masuk dalam status konservasi “critically endangered/CR” (terancam punah) di dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List sejak 1996.

“Mari kita selamatkan badak jawa yang hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Semoga anak badak Jawa tersebut sehat dan lestari,” pungkas Satyawan Pudyatmoko.


Baca juga:

About the writer

Sandy Pramuji

After graduating from Padjadjaran University, Sandy has been active in journalism. Starting as a repoter at The National News Agency (LKBN) Antara in 2003, he then helped developing an English language...

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.