Indonesia belum menyepakati ajakan meneken komitmen peningkatan energi terbarukan karena banyak hambatan transisi energi.
Erika Kurnia is a dynamic journalist based in Jakarta, with more than five years of experience in online and daily newspaper media. She is experienced in writing about health, economic and metropolitan issues. She is currently working for the regional desk in Harian Kompas and covers urban and other social-economic issues in greater Jakarta. In 2022, she was supported by the Pantau Foundation's 'Literary Journalism Fellowship', to write about the unpopular "push solution" for Jakarta's traffic problem. This year, she received a reporting grant under "The Negative Impact of Metal Contamination in The Immediate Environment on The Health of Vulnerable Groups" form AJI Jakarta and EJN, where she covered the traces of heavy metals found in Jakarta's river which impacts the groundwater along the riverbanks.
![Presiden Jokowi di Uni Emirat Arab](https://www.ekuatorial.com/wp-content/uploads/2023/12/Jokowi-and-Zayed-Al-Nahyan-800x600.jpg)
COP28: Indonesia butuh Rp 15.439T untuk transisi energi
Presiden Jokowi menyatakan Indonesia membutuhkan 1 triliun dollar AS untuk menjalankan transisi energi guna mencapai ”net zero emission” pada 2060.
![Presiden COP28 Sultan Al Jaber](https://www.ekuatorial.com/wp-content/uploads/2023/12/Erika_feature-800x600.jpeg)
COP28: Dunia sepakati akselerasi aksi iklim bersama
Di hari pertama, COP28 mengumpulkan komitmen pendanaan kehilangan dan kerusakan dari sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.
![AKsi protes WALHI di depan kedubes Jepang](https://www.ekuatorial.com/wp-content/uploads/2023/12/Erika_protest-COP28-800x600.jpeg)
COP28: Menanti realisasi pendanaan dampak krisis iklim
COP 28 di Dubai diharapkan menghasilkan keputusan monumental baru terkait pendanaan yang bisa segera diimplementasikan untuk mencapai keadilan iklim.
![Sungai Cipinang Jakarta Timur](https://www.ekuatorial.com/wp-content/uploads/2023/11/Erika-2_Sungai-Cipinang-800x600.jpg)
Meragukan kualitas air tanah di bantaran kali Jakarta [4]
Setidaknya 70 persen sungai di Jakarta tercemar berat. Peneliti juga temukan kualitas air tanah di kota besar sama buruknya dengan air sungai.
![Warga kali Ciliwung cuci perkakas dengan air tanah](https://www.ekuatorial.com/wp-content/uploads/2023/11/Erika-2_Warga-cuci-piring-800x600.png)
Pemantauan logam berat di air tanah Jakarta masih terbatas [3]
Pemerintah lakukan pemantauan logam berat dalam air tanah di 267 kelurahan di Jakarta.Masih terbatas karna kebijakan dan alat uji.
![Ibu dan anak di drainase Cengkareng](https://www.ekuatorial.com/wp-content/uploads/2023/11/Erika-2_Ibu-dan-anak-di-sungai-800x600.jpg)
Jejak logam berat di sungai Jakarta [2]
Uji mandiri air dari tujuh titik sungai di Jakarta menunjukkan logam berat seperti tembaga dan timbal ada di sedimen sungai dan ikan.
![Smpel air sungai dan tanah yang di uji lab oleh Kompas](https://www.ekuatorial.com/wp-content/uploads/2023/11/Erika-1_air-botol-800x600.jpg)
Menguji kandungan logam berat air sungai Jakarta [1]
Manurut DLH DKI Jakarta 70 persen air sungai tercemar berat. Intrusi air sungai yang mengandung zat berbahaya kini turut mencemari air tanah.